SUARA INDONESIA

Debat Ketiga Singgung Halal Tourism Lewat Pendekatan Pentahelix, Paslon Faham: Sudah Kami Lakukan!

Wildan Mukhlishah Sy - 20 November 2024 | 22:11 - Dibaca 148 kali
Politik Debat Ketiga Singgung Halal Tourism Lewat Pendekatan Pentahelix, Paslon Faham: Sudah Kami Lakukan!
Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi-Imam Hasyim, saat debat ke tiga. Foto: Istimewa.

SUARA INDONESIA, SUMENEP- Dalam momentum Debat Publik Ketiga Pilkada Sumenep 2024, disinggung mengenai upaya untuk mengembangkan pariwisata berbasis islami melalui pendekatan pentahelix, Rabu (20/11/2024).

Menjawab pertanyaan tersebut, Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo-KH Imam Hasyim (Faham) menjelaskan, bahwa untuk konsep pentahelix sejatinya telah dilakukan saat Achmad Fauzi menjabat sebagai Bupati Sumenep.

Yang mana, melalui konsep tersebut pihaknya melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam mengembangkan sektor pariwisata, termasuk masyarakat, swasta, akademisi, media, pemerintah dan beberapa lainnya.

Menurutnya, hal tersebut ditujukan sebagai upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Sumenep agar semakin baik ke depannya.

Dia menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep saat ini tengah mengembangkan sejumlah destinasi wisata yang ada di wilayahnya, untuk lebih dikenal baik oleh masyarakat lokal hingga internasional.

"Pariwisata pentahelix artinya melibatkan seluruh unsur masyarakat. Dan itu sudah kami lakukan, ada masyarakat, perusahaan swasta, akademisi, media, pemerintah dan beberapa lainnya," jelas Achmad Fauzi, Rabu (21/11/2024).

Sementara untuk pengembangan sektor pariwisata berbasis keislaman atau lebih dikenal halal tourism, Fauzi menerangkan hal tersebut menjadi tanggungjawab semua pihak, baik Pemkab maupun masyarakat.

Kendati begitu, dirinya mengingatkan Pemkab Sumenep salah satu sektor penting dalam pengembangan sektor pariwisata, adalah menghormati nilai-nilai kebudayaan, agama dan local wisdom di daerah tersebut.

Sebab, dengan menghargai nilai-nilai budaya, agama dan masyarakat lokal, maka secara otomatis akan menggambarkan nilai keislaman di Sumenep.

"Tentunya, hari ini yang kami tekankan dan lakukan adalah seluruh pariwisata yang ada di Sumenep harus selalu memperhatikan nilai-nilai budaya dan local wisdom di daerah tersebut. Otomatis itu menggambarkan nilai keislaman di Sumenep," ungkapnya.

Lebih jauh, dirinya juga mengungkapkan bahwa kunjungan wisata di Kabupaten Sumenep mengalami peningkatan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Dia menilai, bahwa hal tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan pengembangan sektor wisata di Sumenep. Artinya masyarakat lokal maupun luar daerah, semakin tertarik untuk berkunjung ke Kabupaten Sumenep.

"Artinya, masyarakat luar Sumenep tertarik untuk berkunjung ke Kabupaten Sumenep," tutupnya.

Perlu diketahui, berdasarkan dara Disbudporapar Sumenep, pada tahun 2020, Sumenep menerima 168.775 wisatawan nusantara dan 58 wisman. Angka ini melonjak menjadi 248.158 orang pada 2021 (tanpa wisman), dan mencapai 1.057.433 pada 2022 dengan 21 wisman.

Selanjutnya, pada 2023, kunjungan meningkat lagi menjadi 1.388.922 wisnus dan 444 wisman. Hingga Oktober 2024, jumlah kunjungan mencapai 1.025.822 wisnus dan 343 wisman, dengan proyeksi terus meningkat hingga akhir tahun. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV