SUARA INDONESIA, SUMENEP- Isu pertanian kembali menjadi pembahasan dalam Debat Publik Ketiga Pilkada Sumenep 2024.
Dan transformasi sektor pertanian menuju modernisasi, rupanya menjadi satu dari sekian program yang sudah dilakukan dan akan terus dilanjutkan oleh Calon Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.
Dalam upaya mencetak petani milenial tangguh dari hulu ke hilir, Fauzi menghadirkan strategi yang komprehensif mulai dari pembinaan generasi muda hingga penguatan pangsa pasar berbasis digital.
"Selama ini pertanian sering dianggap sektor yang tidak menguntungkan. Kami ingin mengubah paradigma itu. Faktanya, pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan,”tegas Fauzi dalam wawancara bersama sejumlah media, Rabu (20/11/2024).
“Tugas kami adalah meyakinkan petani, khususnya generasi milenial, bahwa bertani modern dapat menjadi profesi yang membanggakan dan menghasilkan," imbuhnya.
Sejumlah langkah konkret yang telah dilakukan selama dirinya menjabat sebagai Bupati Sumenep, adalah mengirim generasi muda untuk dilatih di Balai Besar Pertanian Nasional, melakukan studi banding dan beberapa lainnya.
Program tersebut, bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa pertanian kini telah berubah menjadi sektor yang berbasis teknologi modern, seperti penggunaan alat panen otomatis hingga aplikasi drone untuk penaburan pestisida.
Pihaknya juga mengaku, telah membentuk asosiasi petani milenial agar mereka dapat berkomunikasi dan saling berbagi pengalaman. Dengan begitu, para milenial semakin yakin bahwa bertani bisa memberikan pendapatan yang signifikan.
"Bahkan setara dengan profesi lain yang digaji Rp10 juta per bulan. Itulah semangat yang kami bawa sejalan dengan Kementerian Pertanian," jelas Fauzi.
Tak hanya fokus pada hulu, Fauzi juga menaruh perhatian besar pada hilirisasi pertanian. Ia menjelaskan pentingnya pemanfaatan platform digital sebagai sarana menjual hasil panen serta mengolah produk pertanian menjadi barang bernilai tambah.
Strategi tersebut, diharapkan mampu menjawab kendala klasik petani, yaitu akses pasar dan peningkatan nilai jual hasil pertanian. Dengan mengintegrasikan teknologi modern, pelatihan, dan platform digital, Fauzi optimis sektor pertanian Sumenep akan terus berkembang.
Dia juga menerangkan, pihaknya ingin memberikan pemahaman bagi generasi muda untuk melihat pertanian sebagai sektor yang penuh peluang, bukan lagi pekerjaan konvensional, melainkan profesi yang mampu memberikan masa depan cerah.
"Petani di hulu adalah penggarap, sementara petani di hilir adalah pemikir. Sarjana pertanian berperan di hilir untuk merancang strategi pertanian berbasis inovasi dan energi terbarukan. Tantangan kami adalah menyinergikan keduanya agar petani kita tidak hanya bekerja keras, tetapi juga berpikir kreatif," tutupnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi