MADIUN - Situs Lingga Yoni yang berada di sebuah desa kecil di lereng gunung wilis, tepatnya di Dukuh Santan, Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, merupakan situs peninggalan pada era zaman kerajaan Majapahit, tahun 1351 Masehi.
Situs Lingga Yoni mempunyai perlambang sendiri-sendiri, Lingga sebagai perlambang atau bentuk perwujudan dewa Syiwa, sedangkan Yoni merupakan lambang Durga yaitu istri dewa Syiwa atau bisa dilambangkan sebagai kesuburan.
Dalam sejarah, pada era pemerintahan Tribuana Tungga Dewi atau era Hindu Budha, tempat tersebut digunakan sebagai tempat pemujaan. Sehingga Lingga Yoni banyak di kelilingi oleh tatanan batu bata kuno. Selain itu, juga terdapat arca-arca kecil yang berada di areal situs tersebut.
"Situs atau candi Lingga Yoni ini, melambangkan dewa Syiwa untuk bentuk lingganya, sedangkan yang berbentuk Yoni mempunyai lambang Durga atau istri dewa Syiwa sebagai perwujudan kesuburan," tutur juru pelihara situs Lingga Yoni, Sampito.
Sementara itu, situs tersebut ditemukan oleh Sukarto Simun, yang merupakan tokoh masyarakat atau dalang di Dukuh Santan, Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun pada tahun 1989.
Pada saat itu, Sukarto bermimpi ditemui orang tua yang memakai baju serba putih seperti reksi, lalu orang tersebut berkata, dirikan rumah saya, kemudian Sukarto bertanya dimana rumahnya, kemudian Sukarto diajak ke tempat situs Lingga Yoni tersebut. Setelah tiba didepan halaman, orang tua tadi reaksi hilang tanpa jejak.
Karena waktu itu malam hari, kemudian paginya Sukarto kembali ke tkp dan disitu, ia melihat gundukan tanah, lalu ia gali, dan muncullah Lingga Yoni, dengan kondisi ambruk. Setelah itu, bersama warga, penggalian dilanjutkan kembali dan situ Lingga Yoni kelihatan semua. Yang selanjutnya ditarik dengan tambang oleh masyarakat, agar posisi situs tersebut bisa berdiri lagi.
Atas penemuan tersebut, perangkat desa setempat melaporkan ke dinas pendidikan dan kebudayaan setempat, yang dilanjutkan ke dinas purbakala.
Kemudian pada tahun 1995, diteliti oleh dinas kepurbakalaan, dan 2 tahun kemudian baru muncullah struktur candi. Dan tahun 1998 ditetapkan sebagai cagar budaya.
" Awalnya Mbah Sukarto Simun, bermimpi ditemui orang tua yang berpakaian serba putih mirip sekali dengan reksi, singkatnya, orang tua tersebut berkata agar Mbah Sukarto untuk mendirikan rumahnya, kemudian ia digandeng orang tua tersebut ketempat ini, setelah itu, orang tadi hilang, paginya Mbah Sukarto kesini dan menggali, muncullah Lingga Yoni tersebut " tutupnya.
Candi atau situs Lingga Yoni tersebut, sudah beberapa kali dikunjungi wisatawan, baik wisatawan dari lokal Madiun maupun luar Kabupaten Madiun, diantaranya dari, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, solo, dan sejumlah daerah di Jawa Timur. ( Yoni/April )
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Prabasonta/Erik P |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi