SIDOARJO - Fadliyah (50 tahun), warga Dusun Tempuran RT 01 RW 01 Desa Tarik, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, girang lantaran mendapatkan bantuan bedah rumah. Rumah berukuran sekitar 6x13 meter persegi itu dinilai tak layak huni.
Sebab, bukan hanya atapnya yang bocor dan sebagian terbuat dari terpal, namun dinding belakang rumah terbuat dari bambu hingga kamar mandi yang tak layak inilah akhirnya pihak SMK YPM 7 Tarik bersama Kartabama melakukan bedah rumah.
Sejak 10 tahun terakhir janda penghafal Al-Quran 30 jus bersama almarhum suami dan tiga anaknya tinggal di tempat itu.
”Alhamdulillah saya tidak menyangka mendapatkan bantuan bedah rumah. Saya sudah lama ingin menempati rumah yang layak huni seperti pada umumnya. Saya bersyukur sekali mendapatkan bantuan ini,” kata Fadliyah, Senin (16/1/2023).
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Fadliyah mengajar di TPQ. Terkadang juga membantu masak di rumah makan (kantin) dekat tempat tinggalnya. Berapapun yang ia terima, selalu disyukuri yang terpenting baginya halal dan bisa membiayai pendidikan anaknya yang saat ini masih sekolah di tingkat SMP dan SMK di kawasan Tarik Sidoarjo. Semenatara satu anak lainnya bekerja serabutan.
Moh Fahmi Haikal Mushoffa (18), putra penghafal Al-Quran 30 jus itu mengaku senang dan bersyukur karena rumah yang ia tempati selama ini akhirnya direnovasi. Ia menceritakan bahwa sebelumnya, lantai rumahnya berlubang, atap bocor dan kamar mandi sudah tak layak dipakai.
“Alhamdulillah saya bahagia sekali mendapatkan bantuan dari SMK YPM 7 Tarik. Terima kasih banyak atas bantuan ini,” ucap Haikal.
Haikal sapaan siswa yang berstatus pelajar di SMK YPM 7 Tarik kelas XII (12) mengaku, jika suatu saat nanti ia mendapatkan pekerjaan yang mapan, akan membelikan rumah baru untuk ibunya.
“Semoga nanti saya dimampukan untuk beli rumah buat ibu saya,” doa nya penuh harap.
Saat ini, Haikal pun tak menyia-nyiakan waktu. Sepulang sekolah ia tidak bermain seperti remaja lain. Justru ia bekerja di salah satu tempat servis komputer. Dalam sebulan, Haikal mendapatkan upah Rp. 500 ribu. Uang tersebut selain diberikan kepada ibunya juga digunakan untuk biaya sekolah.
“Sejak setahun terakhir ini saya bekerja. Senang bisa membantu orang tua dan meringankan beban biaya sekolah adik saya,” ujarnya.
Sementara itu, Dhani Aryanto salah satu guru SMK YPM 7 Tatik menyatakan, program bedah rumah tak layak huni itu merupakan wujud kepedulian pihak sekolah kepada wali murid. Program tersebut pertama kalinya dilakukan di tahun 2023.
“Tidak hanya bedah rumah, pihak sekolah juga memberikan beasiswa bagi peserta didik kurang mampu,” kata Dhani.
Dhani menjelaskan, dengan adanya program bedah rumah tak layak huni dan beasiswa siswa bagi siswa kurang mampu itu, diharapkan dapat meringankan beban wali murid di SMK YPM 7 Tarik Sidoarjo. Sehingga keberadaan sekolah tersebut dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar.
“Kami ini lembaga pendidikan berbasis Islami, jadi kita berusaha memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat yang ada di sekitar sekolah,” pungkasnya. (Kholid)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi