TUBAN - Selain Pelang yang dikenal dengan wisata alam sungai, salah satu wisata yang ada di Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban ini juga memberikan wisata edukasi kebun sagu.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pelang, Agus Susanto mengatakan, wisata kebun sagu ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa di Desa Krajan, Merakurak sering mengolah tepung sagu untuk dijadikan makanan.
"Selain wisata alam, kami juga ada wisata edukasi dan untuk semua kalangan, baik itu anak anak maupun orang dewasa. Kita ajarkan bagaimana pembuatan sagu sampai jadi tepung dan bisa dibuat sebagai makanan yang enak," ungkap Agus Susanto kepada suaraindonesia.co.id. Minggu, (28/03/2021).
Agus Susanto menambahkan, awal berdirinya wisata pelang tahun 2018, pihaknya dan kelompok dari beberapa warga melakukan bersih bersih sungai, lalu memberikan spot selfie. Hasil upaya yang dilakukan ternyata menarik kalangan masyarakat untuk singgah ketempat itu.
Tak cukup sampai disitu, pemanfaatan pohon sagu juga dimanfaatkan untuk wisata edukasi. Kata Agus pedagang yang berjualan di wisata Pelang juga menyajikan kuliner dari tepung sagu, sehingga memiliki kuliner khas yang hanya ada di wisata tersebut.
"Semua tim bahkan pedagang memang dari warga disini saja, mereka juga memanfaatkan peluang untuk berjualan gendos yang terbuat dari tepung sagu, ada bubur sagu juga," terang Agus.
Lanjut, gorengan yang terbuat dari tepung sagu sering disebut dengan gendos, harganya mulai dari Rp1.000.
"Edukasi kepada anak anak kan sangat bagus ini, bagaimana pemanfaatan pohon sagu bisa dibuat apa saja, mulai dari daunnya dan lain lain. Wisata di Tuban yang memberikan edukasi seperti ini ya hanya disini saja," imbuhnya.
Saat ditanyai kondisi pandemi, pihaknya mengungkapkan sepi, terlebih kurangnya minat orang untuk berwisata tapi belajar. Jadi harapannya ketika wisatawan datang kesini tidak hanya berlibur dan bersenang senang tapi memberikan pengalaman ilmu yang bermanfaat.
"Kita juga menjaga tradisi yang ada di desa kita, mempertahankan sisi nilai nilai budaya peninggalan nenek moyang kita jaman dulu yang mengelola makanan dari tepung sagu, hanya saja kita tidak bisa produksi banyak, tapi kita akan pertahankan pohonnya agar tetap ada," pungkasnya. (Diah/Nang).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi