SUARA INDONESIA

Berhasil Turunkan Angka Stunting, Pemkab Lamongan Terima Penghargaan dari BKKBN

Redaksi - 29 June 2024 | 17:06 - Dibaca 1.62k kali
Advertorial Berhasil Turunkan Angka Stunting, Pemkab Lamongan Terima Penghargaan dari BKKBN
Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto menyerahkan Tanda Penghargaan Bidang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi tahun 2023 untuk Pemkab Lamongan. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, LAMONGAN - Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan dalam menurunkan angka stunting mendapat penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Penghargaan diberikan melalui penganugerahan Tanda Penghargaan Bidang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi tahun 2023.

Penghargaan tersebut diserahkan Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto kepada Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Gedung Gradika Bhakti Praja Kota Semarang, Jumat (28/6/2024) malam.

Bupati Lamongan yang akrab disapa Pak Yes ini mengatakan, diterimanya penghargaan tersebut menjadi spirit dan motivasi bersama untuk terus mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. 

“Alhamdulillah saya hari ini (Jumat Malam) menerima tanda penghargaan kabupaten/kota kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi tahun 2023 dari BKKBN. Ini menjadi komitmen kita bersama menciptakan generasi yang unggul, berkualitas, dan berkarakter agar anak-anak kita menjadi bagian dari Indonesia emas 2045,” ucap Pak Yes. 

Pak Yes menjelaskan, angka stunting di Kabupaten Lamongan sempat mencapai 27,05 persen di tahun 2022. Dengan berbagai kolaborasi pentahelix angka tersebut mengalami penurunan secara drastis menjadi 9,4 persen pada 2023. Capaian ini mampu mencapai target dari BKKBN sebesar 12,3 persen di tahun 2024. 

“Beragam upaya telah kita lakukan secara bertahap dan berfokus pada penanganan penderita, edukasi kepada orang tua hingga remaja,” ujar Pak Yes.  

Program tersebut diantaranya program 1-10-100 (1 paket untuk 10 anak stunting selama 100 hari), inovasi MONALISA BERDANSA (Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa), Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Gerakan Bersama Cegah Ibu Hamil Anemia, TILIK INSERT BUMIL (Tinggal Klik Informasi Seputar Kesehatan Ibu Hamil). 

Kemudian juga program RANSEL SI DORA (Gerakan Selamatkan Ibu Hamil Dengan Siaga Donor Darah), RESA BERSAMA DASHAT (Remaja Sehat Bersama Dapur Sehat Atasi Stunting), FORIKAN (Forum Gemar Makan Ikan), Audit Kasus Stunting tingkat Kecamatan, Pemberian Sertifikat untuk Ibu Menyusui, Skrining (Pendataan Keluarga Berisiko stunting), hingga penguatan infrastruktur kesehatan.  

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengungkapkan, untuk  membangun SDM Indonesia emas 2045, BKKBN telah melakukan intervensi variabel atau faktor yang dinilai efektif untuk mencegah lahirnya stunting baru, diantaranya yakni bayi prematur dan pengetahuan pendidikan ibu (faktor sensitif). 

“Harapan saya dapat menyasar yang faktor-faktor sensitif untuk menurunkan stunting maupun mempercepat kualitas SDM untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045,” pungkasnya. (ADV)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya