SUARA INDONESIA, TRENGGALEK - Pemerintah Kabupaten Trenggalek tetap berkomitmen menyukseskan program makan siang bergizi untuk menyukseskan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"(Tidak kita anggarkan) karena petunjuk teknis yang keluar baru terkait dengan pelaksanaan dan semua kepala daerah mungkin juga masih wait and see," kata Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin, Senin (25/11/2024).
Gus Ipin sapaan akrabnya juga menyampaikan saat ini pemerintah daerah juga masih ada pelaksanaan Pilkada dan lainnya. Bahkan dalam Juknis yang ada belum dijelaskan sumber anggaran program tersebut dari mana.
"Dalam juknis hanya disebutkan siapa saja yang bisa menjalankan program tersebut dan harga maksimal setiap porsinya," jelasnya.
Sehingga disampaikan Gus Ipin, untuk dana makan siang bergizi sementara di cadangkan dulu ke biaya tak terduga (BTT) kemudian kalau bisa (dianggarkan) di perubahan anggaran keuangan (PAK).
Jadi PAK nya akan dimajukan setelah juknisnya sudah keluar. Mengingat anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan program makan siang bergizi cukup besar. Dari hitungan sementara, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 60 miliar.
"Uang segitu uangnya siapa, anggaran untuk infrastruktur kita saja Rp 90 miliar," tegas Gus Ipin.
Namun demikian, pihaknya telah menyiapkan sejumlah skema jika anggaran yang tersedia untuk program makan siang bergizi tersebut tidak bisa mencakup seluruh siswa di Trenggalek.
"Kalau tidak bisa secara keseluruhan di Trenggalek, maka sekolah mana dulu yang diprioritaskan, itu yang harus kita pilih secara berkeadilan," tegasnya.
Gus Ipin sendiri sudah menyampaikan ke DPRD Kabupaten Trenggalek jika dalam pelaksanaannya nanti akan memprioritaskan SD satu atap yang ada di pelosok-pelosok.
"Karena SD satu atap itu cari siswa saja susah, ekonomi wali murid juga minim, infrastruktur dan aksesibilitas juga pasti susah," ucapnya.
Prioritas kedua yang akan menjadi perhatian Mas Ipin adalah sekolah inklusif yang mana di sekolah tersebut mempunyai siswa difabel atau berkebutuhan khusus.
"Maka dari itu saat uji coba (makan siang bergizi) kita pilih di SDN 2 Sumbergedong karena sekolah tersebut juga sekolah inklusif," pungkasnya. (ADV)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Rudi Yuni |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi