SUARA INDONESIA, TUBAN - Tim pemenangan calon nomor urut 01 Riyadi dan Wafi Abdul Rosyid (Riyadi-Wafi) menduga calon nomor urut 02 sekaligus Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melakukan kampanye terselubung di masa tenang Pilkada Tuban, pada 24 hingga 26 November 2024.
Kampanye terselubung yang dimaksud adalah pemasangan baliho berlogo Pemkab Tuban dengan gambar Aditya Halindra Faridzky yang akrab disapa Lindra, ini dipasang di area kantor organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, dan tempat strategis lainnya, sejak tanggal 24 November 2024.
Menurut Tim Pemenangan Riyadi-Wafi, Mokhamad Musa, baliho berisi keberhasilan program pembangunan daerah yang hanya menampilkan gambar Lindra, yang dipasang memiliki tendensi dukungan politik. Sebab, pemasangan tanpa melibatkan wakilnya, yang juga calon bupati nomor urut 01 Riyadi.
Bahkan, politisi senior dari Partai Hanura ini, menduga tindakan tersebut sebagai bentuk kampanye terselubung Lindra pada masa tenang Pilkada Tuban 2024.
“Kami Tim 01 keberatan dengan pemasangan baliho di masa tenang, walaupun itu atas nama bupati tapi juga kan sebagai calon di Pilkada. Sehingga tendensi ke politiknya sangat besar,” tegas Musa saat konferensi pers di Kantor Tim Pemenangan 01 Riyadi-Wafi, Senin 25 November 2024.
Musa menyayangkan adanya pemasangan baliho yang mengindikasikan kampanye terselubung tersebut. Menurutnya, hal itu menodai jalannya Pilkada Tuban yang demokratis.
“Hari ini adalah masa tenang, di mana masyarakat Tuban sudah memiliki pilihan. Tapi masih ada salah calon yang menodai demokrasi dengan memasang baliho itu,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa pada masa tenang ini seharusnya semua pihak bersama-sama turut menjaga Pilkada Tuban dengan tagline ‘Adem Ayem’, bukan malah membuat polemik masyarakat.
“Kalaupun harus memaksa memasang dengan alasan pemerintah daerah harusnya dua, Bupati dan wakil bupati, jadi ada keadilan,” terangnya.
Untuk itu, Musa meminta Bawaslu Tuban, segera turun tangan. Salah satunya, menindak tegas untuk menertibkan baliho itu. “Kami juga meminta Bawaslu menurunkan baliho yang terpasang di 20 kecamatan,” katanya.
Sementara itu, Pemkab Tuban melalui Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) Arif Handoyo menyatakan, pemasangan baliho atau banner tersebut tidak ada kaitannya dengan politik.
“Itu banner atau baliho program dan hari jadi, tidak ada slogan lain selain hari jadi dan foto resmi bupati,” ucap singkat Arif.
Disinggung terkait tidak adanya gambar calon Riyadi sekaligus Wakil Bupati Tuban di dalam isi baliho mendampingi Lindra, Arif enggan menjawab dan memilih diam.
Terpisah, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu Tuban, Mochammad Sudarsono menjelaskan, pihaknya telah memeriksa isi konten baliho bergambar Lindra tersebut.
Setelah mencermati, Bawaslu memastikan baliho tersebut tidak ditemukan adanya unsur yang mengarah ke kampanye.
“Setelah masa cuti berakhir, Bupati memang kembali aktif. Kaitannya baliho yang dipasang murni menampilkan program pembangunan, bukan kampanye,” jelas pria yang akrab disapa Nonok.
Lebih lanjut, Nonok mengungkapkan, sejak 24 November 2024, Lindra kembali menjabat sebagai bupati setelah serah terima dari Pjs Bupati Tuban Agung Subagyo.
“Tidak ada pelanggaran yang kami temukan. Kalau ada keberatan kenapa hanya memasang tanpa wakil, silakan ditanyakan ke Pemkab Tuban,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky dan Wakil Bupati Tuban H. Riyadi, periode 2021-2024 pecah kongsi dalam Pilkada 2024.
Kontestasi yang berlangsung 27 November 2024 ini, Aditya Halindra Faridzky menggandeng Mantan Kepala Bappeda Tuban Joko Sarwono (Lindra-Joko) dengan nomor urut 02.
Sedangkan Wakil Bupati Tuban H. Riyadi maju sebagai bupati melawan pasangan sebelumnya, dengan menggandeng ulama muda Wafi Abdul Rosyid (Riyadi-Wafi) dengan nomor urut 01. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi