SAMPANG, Suaraindonesia.co id - Petani garam di Kabupaten Sampang menghadapi masalah di tengah musim panen tahun ini. Sebab, harga garam saat ini terjun bebas hingga mencapai Rp 2.800 per kilogram.
Petani garam menjerit, karena harga pada Juli 2023 turun dua kali lipat dari harga sebelumnya yang bisa tembus hingga Rp 6.800 per kilogram. Pemerintah setempat diminta segera memberikan solusi, ini dikhawatirkan harga yang merosot tersebut akan berlanjut.
Asmun (45), petani garam asal Kecamatan Pengarengan, Kabupaten Sampang mengatakan, jika kondisi harga garam terus turun petani akan mengalami kerugian.
"Kalau harga garam terus turun akan mengalami kerugian. Karena melihat harga terpal garam saja 23 juta dengan ukuran lahan lebar 13 meter panjang 75 meter merek KTG," kata Asmun pada Sabtu (15/07/2023).
Asmun berharap harga garam rakyat bisa dikendalikan saat musim panen tiba, agar petani tidak gulung tikar.
"Sangat turun drastis harga garam sekarang, tidak bisa diprediksi. Saya khawatir akan turun lagi kedepannya," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Perikanan dan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sampang M. Mahfud mengaku bahwa pada Juli 2023 harga mengalami penurunan yang signifikan dari harga sebelumnya.
"Dengan Petani garam yang sudah mulai panen, harga sekarang KW 1 160 ribu per karung yang berisi 50 kg dan per ton 3,2 juta, namun KW 2 140 ribu per karung atau per ton 2,8 juta, KW 3 125 per karung atau per ton 2,5 juta," jelas M. Mahfud.
Mahfud—sapaanya menyebut, harga garam sebelumnya bisa tembus Rp 340 ribu per karung atau Rp 6.800.000 per ton.
"Faktor penurunan harga garam dikarenakan oleh stok garam yang sudah mulai banyak di petani, dan faktor garam impor yang masuk dalam negeri, mungkin kalau tidak ada garam impor harga tetap tinggi," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Hoirur Rosikin |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi