PURWOREJO-Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, melantik pengurus Ranting GP Ansor Desa Tawangsari Kecamatan Kaligesing, pada Kamis 28 Juli 2022 malam.
Pelantikan yang dilaksanakan dihalaman rumah Nur Hasyim di Desa Tawangsari itu dibarengkan dengan pelantikan Pengurus Daerah Ikatan Keluarga Mutakharrijin (IKMA) Pondok Pesantren Al Iman Bulus untuk Kecamatan Purworejo dan Kaligesing.
Berkesempatan hadir dan melantik secara langsung, Sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Purworejo, H. M. Tashilul Manasik atau yang akrab dipanggil Gus Ahil, putra dari Pengasuh Pondok Pesantren Al Mau'nah Plaosan, untuk pelantikan pengurus Ranting GP Ansor Desa Tawangsari, dan pembina IKMA Pusat, Habib Faqih Muqoddam Ba'abud putra Pengasuh Pesantren Al-Iman Bulus, untuk pelantikan Pengurus Daerah Ikatan Keluarga Mutakharrijin (IKMA) Pondok Pesantren Al Iman Bulus untuk Kecamatan Purworejo dan Kaligesing.
Selain diisi pembacaan tahlil serta solawat al barjanzi, pelantikan itu juga diisi dengan pengajian akbar oleh Habib Faqih Muqoddam Ba'abud putra Pengasuh Pesantren Al-Iman Bulus dan dimeriahkan oleh Group hadroh Nuril Anwar dari Desa Sumowono.
Turut hadir dalam pelantikan itu, perwakilan MWC NU Purworejo, PC GP Ansor Purworejo dan Kaligesing, Alumni santri Ponpes Al Iman Bulus, tokoh masyarakat dan warga Desa Tawangsari.
Sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Purworejo, H. M. Tashilul Manasik atau yang akrab dipanggil Gus Ahil, mengatakan, pengurus ranting GP Ansor telah ada hampir diseluruh desa, meski belum semua desa terlantik tapi sebagian besar diwilayah Kabupaten Purworejo sudah terbentuk ranting.
"Tentunya dalam gerakan Ansor ini bukan hanya sekedar kelompok muda saja, akan tetapi ada sebuah tujuan, kita tau bahwa dalam organisasi Ansor itu ada 4 karakter yang tidak akan terlepas," kata Gus Ahil saat ditemui disela pelantikan.
Disebutkan, 4 karakter dalam Ansor itu adalah karakter kepemudaan atau gerakan pemuda Ansor. Karakter kepemudaan tentunya harus dengan semangat mempunyai motivasi untuk hal yang baik. Karakter kedua adalah keislaman, yaitu ketika berbicara pemuda islam, karakter keislaman itu harus bener- bener tertanam yang tentunya berasaskan akidah ahlisunnah waljamaah nahdliyin. Sedangkan karakter ketiga adalah kebangsaan, yaitu bahwa kader Ansor ketika sudah berbicara keislaman akidah alhisunnah annahdiyah tentunya harus benar- benar mempunyai rasa cinta tanah air, rasa kebangsaan, rasa bagaimana menjadi warga negara yang baik, rasa kesatuan dan persatuan.
"Yang keempat adalah karakter kerakyatan, jangan sampai pemuda Ansor ini hanya bermanfaat diinternal organisasi saja, tapi bagaimana pemuda- pemuda di Ansor bisa bermanfaat untuk masyarakat," jelasnya.
Gus Ahil berharap, pemuda Ansor bisa bermanfaat dimasyarakat, apapun bidangnya atau disektor apapun, baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, kemasyarakatan, ataupun di profesi- profesi yang mereka jalani harus benar- benar bisa menberikan kemanfaatan.
"Tentunya bisa menunjukkan hal- hal yang baik tentunya untuk masyarakat yang lebih besar," tegasnya.
Menurutnya, bagi setiap pemuda islam atau nahdliyin, sudah seharusnya bergabung di dalam gerakan pemuda Ansor, yaitu sebuah organisasi atau banom dibawah naungan Nahdlatul Ulama.
"Ibaratnya kalau bukan kita siapa lagi, kiat kita adalah untuk berjamiyah, karena jamiyah ini penting, ketika bersatu otomatis akan jadi kekuatan yang nantinya tujuanya bukan untuk apa- apa tapi menjadi satu jamiyah untuk memberikan kemanfaatan ke masyarakat dari semua aspek apapun, baik aspek agama, ekonomi, sosial, untuk kebangsaan dan lain sebagainya," ujarnya.
Sementara itu, ketua 1 IKMA, Nur Hasyim, yang juga merupakan alumni Ponpes Al Iman Bulus, mengatakan, IKMA merupakan sebuah organisasi yang menjadi wadah dari Mutakharrijin Al Iman Bulus, atau para santri yang dulu pernah mondok di Ponpes Al Iman Bulus, Gebang, Purworejo.
"Pelantikan malam ini adalah dua kecamatan yanh digabung menjadi satu dan nenjadi pengurus daerah Kecamatan Purworejo dan Kaligesing, dan kebetulan Kaligesing yang masih minim yang ada di Bulus, sehingga digabung menjadi satu," katanya.
IKMA telah terbentuk dan ada hampir ditiap kecamatan, hanya beberapa kecamatan saja yang belum terbentuk IKMA lantaran minimnya alumni santri Ponpes Al Iman Bulus.
"Di tiap kecamatan sudah banyak yang ada, daerah Ngombol yang belum ada IKMAnya kerena santri Mutakharrijinnya masih sedikit," ujarnya.
Menurutnya banyak kegiatan yang dilakukan di IKMA, diantaranya mujahadah bareng, sinau bareng atau mengulas pelajaran yang dulu pernah diajarkan ketika mengaji di Ponpes Al Iman Bulus.
"Disamping itu kegiatannya ya nguri uri NU, karena kita sama- sama memiliki paradigma yang sama dengan NU yaitu untuk mengembangkan islam an nahdliyah," jelasnya.
Dirinya berharap dari kegiatan yang sudah terwujud IKMA dapat berkembang lebih besar lagi. Kegiatan itu dapat mendorong lebih banyak orang tua yang tergerak untuk memondokkan anaknya di pondok pesantren.
"Jadi tidak hanya pendidikan formal tetapi pendidikan agama menjadi penting sehingga imbang pendidikan agama dan pendidilan formal," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Widiarto |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi