SUARA INDONESIA

Siswa SMA Negeri di Tuban Tak Boleh Ikut Ujian jika Belum Bayar Uang Gedung Rp 2,2 Juta

Irqam - 30 July 2023 | 21:07 - Dibaca 2.59k kali
News Siswa SMA Negeri di Tuban Tak Boleh Ikut Ujian jika Belum Bayar Uang Gedung Rp 2,2 Juta
Ilustrasi sekolah, (Foto: Unsplash.com/@isengrapher)

TUBAN, Suaraindonesia.co.id - Mahalnya biaya pendidikan SMA Negeri di Kabupaten Tuban jadi pukulan berat buat wali murid. Seperti pungutan uang gedung yang mencapai jutaan rupiah. Bahkan, jika tidak dibayar, siswa pun dilarang mengikuti ujian.

Hal itu diungkapkan oleh wali murid SMA Negeri 1 Bangilan Tuban berinisial CSR. Ia mengaku, orangtua siswa ditarik sebesar Rp 2.200.000 sebagai sumbangan uang gedung. Dana sebesar itu, bisa diangsur selama tahun.

Namun saat siswa akan melakukan ujian semester, pihak sekolah mewajibkan uang yang dicicil harus mencapai Rp 1.500.000, sebagai syarat pengambilan kartu ujian.

Kemudian, jika sisa uang gedung tersebut belum dilunasi, orangtua siswa juga tidak dapat mengambil rapor semester.

"Katanya uang sukarela. Tapi kalau tidak bayar sampai 1,5 juta siswa tidak bisa ikut ujian. Dan sisanya harus lunas agar bisa mengambil rapor," kata CSR kepada suaraindonesia.co.id, Sabtu (29/07/2023).

CSR menyebut, saat kenaikan kelas para wali murid kembali diminta pihak sekolah untuk membayar iuran Rp 300.000. "Nanti setelah naik kelas juga harus bayar lagi untuk bangku," ujarnya.

Selain itu, pihak sekolah juga mewajibkan untuk membeli seragam dan atributnya Rp 1.200.000. Untuk siswa perempuan akan mendapat 3 stel kain, 1 stel kaos olahraga, atribut lengkap, dan 1 jilbab putih serta coklat.

CSR menambahkan, saat ini para wali murid hanya pasrah dan berharap ada solusi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) langsung.

"Sebenarnya mau protes ke sekolah langsung, tapi belum berani," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro-Tuban Adi Prayitno enggan memberikan komentar terkait keluhan wali murid SMA Negeri 1 Bangilan Tuban. 

"Besok Senin atau Selasa temui saya saja. Nanti saya jelaskan. Ini saya menghubungi kepala sekolah juga belum bisa," kayanya.

Adi—sapaannya meminta kepada seluruh sekolah di Kabupaten Tuban untuk patuh dengan arahan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

"Saya tegaskan harus melaksanakan tugas dengan benar. Sesuai petunjuk dan arahan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim," tandasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV