SUARA INDONESIA

20 Gapoktan Probolinggo Dilatih Pembuatan Pupuk Organik Padat

Lutfi Hidayat - 09 August 2023 | 22:08 - Dibaca 707 kali
News 20 Gapoktan Probolinggo Dilatih Pembuatan Pupuk Organik Padat
Salah seorang anggota Gapoktan mempraktekkan cara pembuatan pupuk organik padat. (Foto: Diperta Kabupaten Probolinggo)

PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Sebanyak 20 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Probolinggo dilatih membuat pupuk organik. Pelatihan tersebut diinisiasi Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo.

Pelatihan pembuatan pupuk organik padat ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengawasi penggunaan sarana pertanian dengan sub-kegiatan yang sesuai dengan komoditas, teknologi, dan spesifik lokasi. Praktik pembuatannya dilakukan pada Senin (07/08/2023) kemarin.

Kegiatan ini diikuti oleh 20 kelompok tani yang terdiri dari Gapoktan Abadi, Asri, Bhakti Sentosa, Candi Mulyo, Cerah, Harapan Makmur, Jaya, Kurnia Tani, Maju, Randu Arum, Setia Bakti,Sido Makmur,Sido Rukun,Sinar Harapan , Subur Makmur , Sumber Rejeki,Tani Lestari,Tani Makmur,Tani Subur dan Tunas Harapan Jaya.

Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah yang mewakili Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo, menyatakan bahwa tujuan dari pelatihan pembuatan pupuk organik padat ini adalah agar Gapoktan tidak bergantung pada penggunaan pupuk kimia.

“Selain itu, pelatihan pembuatan pupuk organik padat ini bertujuan untuk menjadikan (kelompok tani) sebagai Gapoktan mandiri, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, mandiri dan berdaya saing,” terangnya.

Faiq menyatakan bahwa untuk membuat pupuk organik padat, diperlukan peralatan seperti gembor, timba, tong, sekop/cangkul dan terpal. Bahan yang dibutuhkan mencakup kotoran sapi/selari bio gas/kotoran kambing sebanyak 5 sak (sekitar 50 kg), arang sekam sebanyak 1 sak (sekitar 50 kg), Em4 sebanyak 1 liter, tetes sebanyak 1 liter dan air sebanyak 120 liter.Menurut jelasnya, manajemen yang baik dalam dosis dan waktu pengaplikasian/penggunaan secara berimbang sangatlah penting agar dapat menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi Gapoktan.

“Perlu manajemen yang baik, dosis dan waktu penggunaan secara berimbang untuk menciptakan sistem pertanian berkelanjutan dan menguntungkan bagi Gapoktan,” jelasnya.

Cara pembuatan dijelaskan Faiq, yaitu dengan mencampur EM4, tetes dan air. Kotoran sapi/selari bio gas/kotoran kambing kemudian diratakan dengan ketebalan sekitar 40 cm. Tumpukan tersebut ditaburi arang sekam dan dicampur hingga merata. Selanjutnya, tumpukan tersebut disiram larutan EM4, tetes dan air sampai tercampur rata atau kadar air mencapai sekitar 10%. Akhirnya, rapatkan tumpukan menggunakan terpal.

“Kurang lebih seminggu diaduk/dibalik untuk menghilangkan panas. Kurang lebih 15 hari pupuk organik padat sudah siap di aplikasikan. Jika pembuatan pupuk organik padat menggunakan kotoran kambing, EM4 dan tetes ditambah 1 liter, proses fermentasi sekitar 1 bulan,” terangnya.

Melalui pelatihan praktik pembuatan pupuk organik padat bagi Gapoktan ini, Faiq berharap terjadi peningkatan dalam pengetahuan dan keterampilan Gapoktan, produktivitas pertanian yang lebih tinggi, biaya produksi yang lebih rendah, pengelolaan limbah pertanian yang lebih baik, peningkatan kualitas tanah dan lingkungan, pengembangan komunitas pertanian yang lebih baik serta promosi pertanian organik. Selain itu, Gapoktan dapat mempertimbangkan diversifikasi pendapatan dengan menjual pupuk organik padat sebagai produk tambahan.

“Dengan demikian, pelatihan praktek pembuatan pupuk organik padat bagi Gapoktan memiliki potensi untuk memberikan sejumlah manfaat yang signifikan, baik dalam hal pertanian, ekonomi, lingkungan dan sosial,” tutup Faiq.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV