JAKARTA, Suaraindonesia.co.id - Pemerintah India melalui regulator obat-obatan telah menemukan lagi sirup obat batuk dan sirup anti-alergi beracun yang dibuat oleh Norris Medicines.
Sirup obat batuk buatan India itu, dikaitkan dengan kematian 141 anak-anak di berbagai negara. Obat-obatan tersebut diduga terkontaminasi dengan dietilen glikol (DEG) atau etilen glikol (EG).
Kandungan yang sama juga ditemukan dalam sirup obat batuk yang menyebabkan kematian di Gambia , Uzbekistan dan Kamerun pada pertengahan tahun lalu.
Komisaris Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Negara Bagian Gujarat, India, HG Koshia mengatakan kepada Reuters, pada Rabu (4/10/2023) bahwa mereka memeriksa pabrik Norris bulan lalu.
Dari temuan itu, pihaknya memerintahkan pabrik tersebut untuk menghentikan produksi.
“Perusahaan itu gagal total dalam parameter kepatuhan praktik manufaktur yang baik. Sistem air yang memadai tidak ada. Unit penanganan udara juga tidak memenuhi standar," tegas Koshia.
"Demi kepentingan kesehatan masyarakat yang lebih besar, kami memerintahkan unit tersebut untuk menghentikan produksi,” imbuhnya.
Pihak Norris tidak menanggapi email yang meminta komentar. Nomor kantornya juga tidak aktif ketika dihubungi Reuters.
Regulator obat federal, Organisasi Pengendalian Standar Obat Pusat (CDSCO), juga menemukan tiga jenis sirup anti-alergi yang dibuat oleh Laboratorium Fourrts (India) yang terkontaminasi DEG dan EG.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan Agustus mengatakan, bahwa sejumlah sirup obat yang dijual di Irak memiliki tingkat DEG dan EG yang tidak dapat diterima.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi