SUARA INDONESIA

Tradisi Ojung di Desa Bugeman Situbondo, Ternyata Sudah Ada sejak Era Pembabat Tanah

Syamsuri - 10 October 2023 | 21:10 - Dibaca 1.31k kali
News Tradisi Ojung di Desa Bugeman Situbondo, Ternyata Sudah Ada sejak Era Pembabat Tanah
Salah satu peserta bertanding ojung di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. (Foto: Syamsuri/Suara Indonesia) 

SITUBONDO, Suaraindonesia.co.id - Tradisi ojung merupakan salah satu budaya khas masyarakat Jawa Timur, terutama di wilayah Tapal Kuda. Salah satunya di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.

Ternyata, tradisi adu pukul menggunakan rotan di desa ini, sudah berlangsung turun temurun sejak zaman pembabat tanah Bugeman, Jujuk Bungso. Kegiatan itu rutin digelar setiap tahun sebagai ritual meminta hujan. Jujuk Bungso merupakan leluhur di desa setempat.  

Ojung menampilkan dua orang adu tanding tanpa baju. Keduanya saling serang menggunakan tongkat rotan. Bagi yang banyak memukul lawan dan lihai menghindari serangan, dinyatakan sebagai pemenang.

Selain sebagai ritual meminta hujan, permainan ojung ini juga menjadi agenda tahunan yang dilakukan pada pengujung bulan Maulid dalam penanggalan Hijriah.

Bupati Situbondo Karna Suswandi, saat membuka acara menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kepada Kepala Desa Bugeman yang telah mengadakan selamatan desa.

"Ini berarti menandakan kades Bugeman perhatian terhadap masyarakatnya, sehingga desa dan masyarakatnya diselamatkan setiap tahunnya," ujarnya, Selasa (10/10/2023).

Menurutnya, kegiatan ojung ini diharapkan dapat mengingatkan kembali peninggalan leluhur terdahulu. Sekaligus juga menjadi ajang melestarikan tradisi dan budaya di Bugeman, Situbondo.

"Kegiatan ojung ini juga diyakini agar masyarakat terhindar dari marabahaya. Dan ini sebagai upaya melestarikan budaya leluhur. Tentu kegiatan semacam ini harus dipertahankan setiap tahunnya," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bugeman Udit Yuliasto menambahkan, tradisi ojung rutin dilaksanakan setiap tahun, dalam rangkaian maulid Nabi Muhammad SAW. Sekaligus sebagai kegiatan selamatan di desanya.

"Alhamdulillah, setiap tahun kegiatan ini rutin diadakan, sebagai bentuk ikhtiar warga dalam melestarikan budaya leluhur, pembabat tanah Bugeman. Diyakini tradisi ini untuk menolak bala dan meminta hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa," bebernya.

Kata Udit, pertandingan ojung pesertanya tidak hanya diikuti oleh masyarakat desa Bugeman saja, tapi juga ada dari luar Kabupaten Situbondo.

"Ada yang dari Kabupaten Lumajang, Jember dan Kabupaten Bondowoso. Sistem tandingnya tidak ada ranking. Satu lawan satu. Yang menang langsung diberi hadiah," ungkapnya.

Pantauan suaraindonesia.co.id, pertandingan ojung adalah adu kelihaian menyerang dan bertahan menggunakan sebilah rotan. Ketika lawan memukul atau menyabet, maka pemain satunya menangkis sabetan itu menggunakan tongkat rotan.

Jika terkena sabetan dan membekas, langsung dikasih tanda dengan menggunakan spidol. Dan yang memukul langsung dikasih poin. Juga sebaliknya ketika lawannya memukul.

"Event ini anggarannya menggunakan dana desa. Dan dilakukan sejak dulu mulai leluhur ada. Bedanya, sekarang lebih meriah karena banyak kegiatan lain seperti hiburan rakyat,” pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV