SUARA INDONESIA

HPP Terlalu Rendah, Petani di Banyuwangi Ogah Jual Gabah-Beras ke Bulog

Muhammad Nurul Yaqin - 22 December 2023 | 13:12 - Dibaca 988 kali
News HPP Terlalu Rendah, Petani di Banyuwangi Ogah Jual Gabah-Beras ke Bulog
Petani di Banyuwangi melangsungkan masa panen padi. (Foto: Dok. Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Serapan gabah dan beras di tingkat petani yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) Banyuwangi, Jawa Timur, nampaknya kurang maksimal.

Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun menyebut, sepanjang 2023 pihaknya hanya bisa menyerap 11 persen gabah dan beras dari target yang ditetapkan.

“Targetnya itu 50 ribu ton, kita baru menyerap hampir 6 ribu ton sepanjang tahun ini,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (22/12/2023).

Penyebabnya, karena harga pembelian pemerintah (HPP) yang seringkali berada di bawah harga pasar membuat petani enggan menjual berasnya ke Bulog.

Harisun mencontohkan, seperti HPP beras medium di gudang Bulog dengan harga Rp 9.950 per kilogramnya. Ternyata dengan spek dan kualitas yang sama, di pasaran bisa mencapai Rp 12 ribu.

Akhirnya baik petani maupun mitra Bulog lebih memilih menjual ke pasar untuk mendapatkan keuntungan lebih.

“Jadi jujur saja, sampai hari ini penyerapan yang dilakukan oleh bulog itu minim. Karena, mungkin HPP yang ditawarkan pemerintah tidak begitu menarik bagi mereka,” sambungnya.

Begitu pula dengan gabah, HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani berada di harga Rp 5.000/kg, gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan Rp 5.100/kg.

Kemudian gabah kering giling (GKG) di penggilingan HPP nya Rp 6.200/kg, sementara gabah kering giling (GKG) di gudang BULOG Rp 6.300/kg.

“Sedangkan di pasaran harga bisa di atas itu. Sehingga, teman-teman petani cenderung menjual ke pasar, karena selisihnya lebih banyak,” akunya.

Kendati demikian, Bulog Banyuwangi memberikan peluang kepada petani maupun mitra untuk menjual hasil pertanian lokal ke Bulog.

Secara keseluruhan, kata Harisun, stok beras di gudang Bulog masih melimpah dan aman sampai satu tahun kedepan.

“Untuk keperluan Nataru dan Lebaran kedepan masih aman. Karena stok beras di kami lebih 13 ribu ton. Beras ini tidak hanya serapan dari petani, melainkan juga terdapat beras impor,” pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV