BANDA ACEH — Isu pemekaran Provinsi ALA (Aceh Lauser Antara) kembali ditiup pasca dilaporkan PLT. Gubernur Aceh ke KPK atas pembangunan Proyek Multiyer beberapa waktu lalu, dan juga beberapa kasus lainya yang saat ini mencuat di Aceh. Senin (21/9/2020).
"Membangun Persatuan menuju kesejahteraan sosial di Aceh," ujar Martha Beruh, selaku Ketua Eksekutif Wilayah - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) Aceh pada Senin (21/9/20).
Hal itu disampaikan Martha saat melihat perkembangan isu yang dituipkan terkait pemekaran Provinsi Aceh dan membentuk Provinsi ALA yang kini sedang berkembang.
Menurut Martha, munculnya isu pemekaran Provinsi ALA (Aceh Leuser Antara) pertama kali pada tahun 1999, hal itu di pengaruhi atas kekecewaan masyarakat di lintas tengah Aceh, karena menganggap telah di anak tirikan, terutama dalam sektor percepatan pembangunan di daerah tersebut.
"Kami memandang, munculnya keinginan untuk berpisah dari Provinsi Aceh dan membentuk Provinsi ALA saat itu adalah bentuk kegagalan Eksekutif dan Legislatif dalam pemerataan pembagunan di Aceh, dan sangat ideal jika itu dilakukan oleh masyarakat lintas tengah." katanya.
Namun saat ini, sambung Martha, pembangunan dari sektor jalan juga terjadi disana. Dan bahkan, wacana pembukaan ruas jalan tahun jamak sudah ada dimasa Gubernur Zaini Abdullah. Jadi pembangunan itu sudah dilakukan, dan itu untuk seluruh daerah yang membutuhkan.
"Dan saat ini isu ALA kembali digiring, oleh elit politik untuk kepentingan pihak tertentu." jelasnya.
Lebih lanjut, "Dalam konteporer ini kita tahu Lembaga Eksekutif yaitu Pemerintah Aceh memang sudah jauh dari fungsinya sebagai pelayan rakyat, dan juga Lembaga Legislatif yaitu DPRA bukan lagi menjadi Refresentatif rakyat", ujar Marta.
Dirinya menambahkan melihat perkembangan Konfrontasi antara DPRA dan Pemerintah Aceh dari beberapa waktu kebelakangan, terutama soal DPRA melaporkan permasalahan proyek Multiyears, dan beberapa kasus lainnya. Menurutnya jelas bahwa Isu ALA kembali dimainkan, karena kekecewaan pihak tertentu.
“Ini jelas bahwa Isu ALA digelorakan lagi, karena ada kekecewaan pihak elit politik tertentu, sehingga mereka membangun politik Sara di Aceh, salah satunya ya itu Isu Provinsi ALA ini," cetus Martha.
Melihat situasi ini, LMND Aceh terus mengampanyekan 'Bangun Persatuan Menuju kesejahteraan Sosial di Aceh secara merata'.
Menurut Martha, untuk memajukan Aceh l, butuh kerjasama yang baik dari seluruh unsur, terutama unsur politik, baik itu Suprastruktur politik yang berada di dalam sistem maupun Infrastruktur Politik sebagai unsur kemasyarakatan untuk bersama-sama mencari jalan keluar tehadap persoalan Aceh masa kini.
"Yang lebih penting adalah mari kita bersatu untuk membangun Aceh bersama," ucap Matrha.
Selaku Organisasi Mahasiswa Pro-Demokrasi, EW-LMND Aceh mengajak masyarakat lintas tengah agar tidak terpengaruh dengan isu tersebut, karena itu hanya kepentingan elite politik. Bahkan, Martha meyakini bahwa isu itu sengaja disusun untuk kepentingan pihak tertentu.
"Kami mengajak seluruh masyarakat Aceh khususnya masyarakat di lintas tengah Aceh agar tidak terpengaruh dengan issu ini, karena ini hanya di mainkan untuk kepentingan politik sepihak." ujarnya.
Selain itu, Martha juga menilai bahwa permainan ini sudah menjdi rahasia umum karena terlihat jelas isu ini sengaja di susun dan di kembangkan oleh pihak tertentu sehingga mereka mengembangkan politik primordial di Aceh untuk memecah belah persatuan Aceh.
"Perpecahan bukan jalan menuju kesejahteraan tetapi persatuanlah yang akan membawa kita pada cita-cita bersama." pungkas Martha Beruh.(Zulkifli).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : |
Komentar & Reaksi