BANDUNG, Hasil riset Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) Kementerian Kesehatan yang dilakukan pada 2019, terdapat 5 juta bayi yang lahir di Indonesia setiap tahunnya, dan 27,6 persen diantaranya dalam kondisi stunting. Angka itu masih jauh dari standard WHO yang seharusnya di bawah 20 persen.
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Siti Muntamah mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Pemerintah Jawa Barat memiliki tugas untuk menuntaskan permasalahan stunting yang kian hari kian meningkat.
"Tentu saja harus ada inovasi-inovasi yang dilakukan oleh semua pihak. Apalagi adanya PKK yang berbasis gerakan masyarakat harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak," tutur Siti, Bandung, Rabu (24/2/2021).
Perlu diketahui, menurut hasil riset Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) Kementerian Kesehatan yang dilakukan pada 2019, terdapat 5 juta bayi yang lahir di Indonesia.
Setiap tahunnya, 27,6 persen di antaranya dalam kondisi stunting. Angka itu masih jauh dari standard WHO yang seharusnya di bawah 20 persen.
Menurutnya, sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting. Nantinya, TP-PKK Kota Bandung akan membantu menyalurkan makanan kepada daerah yang rawan stunting.
"Sangat berbahagia dan bersenang hati, program ini mendapat cahaya yang gemerlap dengan hadirnya aqiqah berbagi. Mari kita dukung program ini untuk menekan angka stunting di Indonesia," ajaknya.
Tak hanya itu, guna mencegah penambahan stunting, TP-PKK melalui program Bandung Tanginas akan mengintervensi Ibu hamil se Kota Bandung agar tidak melahirkan anak yang stunting.
"Kurang lebih 5.000 yang akan kita intervensi supaya menjadi ibu hamil yang sehat," imbuhnya.
Di tempat sama, Presiden Direktur Agro Surya, Syahid Hasan mengatakan, kegiatan program aqiqah berbagi bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam menekan penurunan kasus stunting pada anak.
"Mudah-mudahan dengan kolaborasi ini bisa mengajak pula masyarakat untuk berkontribusi menuntaskan masalah stunting," tuturnya.
Pada masa pandemi ini pula, masyarakat menjadi sulit beraktivitas, dan banyak yang menahan diri untuk beraqiqah.
“Sehingga dengan adanya program tersebut, diharapkan dapat membantu keluarga yang hendak melaksanakan ibadah aqiqah dengan praktis, manfaat, dan tepat sasaran,’pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Satria Galih Saputra |
Editor | : |
Komentar & Reaksi