SUMENEP- Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, turut menyoroti maraknya kasus pelecehan, yang terjadi di lingkungan sekolah beberapa waktu terakhir, Senin (20/2/2023).
Ketua Komisi IV DPRD Sumenep Akis Jasuli mengatakan, untuk langkah teknis, dirinya akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan (Disdik) setempat, guna meminimalisir terjadinya tindakan keji tersebut.
Secara strategis, pihaknya ingin ada pembentukan tim khusus (Timsus), dalam menangani persoalan krusial tersebut, agar tidak kembali terjadi hal serupa di lingkup dunia pendidikan.
"Kami ingin adanya Timsus, untuk menangani hal yang krusial seperti ini. Agar tidak perlu terjadi lagi," ungkapnya, saat dikonfirmasi oleh sejumlah media.
Seperti diketahui, di awal tahun 2023 ini, Kabupaten Sumenep, telah diterpa kasus pencabulan yang menimpa siswa SD di salah satu wilayah kepulauan.
Tak berselang lama, kasus serupa kembali terjadi dengan menelan korban, yang merupakan seorang pelajar di salah satu lembaga SMA.
Akis menyebut, untuk jenjang SMA, pihaknya akan berupaya untuk mendorong adanya sinergi antara Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep dan Disdik Provinsi Jawa Timur.
Karena Disdik Kabupaten hanya menanungi lembaga pendidikan berupa PAUD, TK, SD dan SMP. Sedangkan untuk SMA, menjadi kewenangan pihak Provinsi.
"Memang perlu adanya sinergi, antara Disdik daerah Sumenep dengan pihak provinsi terkait hal ini," lanjutnya.
Atas hal itu, dirinya meminta agar seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan kasus pelecehan, pencabulan atau asusila dalam bentuk apapun, mampu secara serius menunjukkan kinerjanya.
Kendati demikian, dirinya menilai bahwa pengentasan kasus asusila perlu dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya berbatas pada ranah pemerintah.
"Ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah atau lembaga legeslatif saja. Ayo kita bekerjasama dalam memberantas hal ini," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi