SUARA INDONESIA, ACEH TAMIANG - Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Aksi Rakyat Aceh Tamiang (Garang) dan mahasiswa, mendatangi kantor PT Federal International Finance (FIF) Cabang Aceh Tamiang, Selasa (30/4/2024).
Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang segera memanggil pihak FIF, buntut tindakan perusahaan pembiayaan itu yang mengadukan salah satu nasabah ke Polsek Karang Baru.
Dalam surat pengaduan masyarakat (dumas) tersebut, nasabah dipanggil untuk wawancara di kantor polisi. Panggilan ini membuat nasabah resah.
Ketua Garang Chaidir Azhar mengatakan, seharusnya pihak FIF melalui prosedur dengan melayangkan somasi terlebih dahulu kepada nasabah. Bila tak diindahkan, maka pihak FIF berhak untuk melaporkan dugaan penggelapan.
“Seharusnya langkah awal surat somasi satu atau dua kali. Jangan main lapor-lapor saja, tidak ada somasi dan teguran apapun dengan debitur,” kata Ai, sapaan Chaidir Azhar.
Menurutnya, aduan ini adalah salah satu cara pihak perusahaan untuk menakut-nakuti nasabah.
“Ini menjadi satu pelajaran dengan semua pihak leasing yang ada di Aceh Tamiang, baik FIF maupun yang lain. Aceh memiliki cara dan atau adat syariah. Jangan main lapor-lapor saja,” ujar Ai.
Sementara koordinator aksi, Khairul mengungkapkan, pendemo juga menuntut legalitas perusahaan, termasuk pekerja di lapangan yang harus dilengkapi Sertifikasi Profesi Penagihan Pembiayaan (SPPI).
Karena menurutnya, hal itu sudah diatur oleh regulasi yang berlaku dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Bila tidak dilengkapi SPPI dan kartu tanda pengenal, berarti dianggap ilegal,” ucap Khairul.
Saat aksi demo berlangsung, Kepala Cabang FIF Kota Langsa, Sudar, sempat menemui massa. Ia didampingi Kabag Ops Polres Aceh Tamiang.
Kepada demonstran, dia berjanji bakal menampung seluruh aspirasi untuk diteruskan ke pimpinan. “Saya menampung semua keluhan dan aspirasi rekan semua. Semua akan saya teruskan ke pimpinan,” katanya. (*)
Reporter: M. Irwan
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Redaksi |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi