SITUBONDO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo di hari libur melakukan assessment dadakan kepada 6 Pejabat Eselon II di lingkungan Pemkab Situbondo pada Minggu (9/4/2023).
Assessment yang berlangsung di kantor Sekretaris Daerah Situbondo ini dilakukan dengan melibatkan lembaga independen yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Kepala BKPSDM, Tim Akademisi dan Tokoh Masyarakat.
Kepala BKPSDM Situbondo, Samsuri mengatakan, tujuan diadakannya assessment ini adalah untuk menilai kinerja para OPD yang ditengarai selama ini kinerjanya mengalami penurunan.
"Dari hasil assessment yang dilakukan pada hari ini hasilnya akan kita rekap dan dijadikan kajian serta evaluasi untuk menentukan kelayakan untuk menduduki jabatan di OPD tersebut," jelasnya.
Sementara itu, berkaitan dengan assessment yang dinilai terkesan mendadak, Samsuri mengelak bahwa itu tidak benar.
"Itu nggak benar mas, karena assessment ini sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari untuk melakukan penilaian kinerja bagi Pejabat Eselon II di lingkungan Pemkab Situbondo. Artinya dalam assessment ini tidak dadakan tapi sudah direncanakan sebelumnya," tegasnya.
Ia menjelaskan, untuk Pejabat Eselon II Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemkab Situbondo yang mengikuti assessment pada hari ini sebanyak 6 pejabat tinggi pratama, terdiri dari Sekwan DPRD, Kepala Bakesbangpol, Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan, Kepala Bapenda, Staf Ahli dan Kasat pol PP.
Samsuri menambahkan, hasil assessment itu kemudian menjadi rujukan untuk melakukan kajian dalam menduduki jabatan di beberapa kepala OPD di lingkungan Pemkab Situbondo.
“Beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh calon pemimpin tersebut. Pertama adalah pintar, mempunyai integritas dan moralnya bagus. Selain berintegritas, pemimpin itu juga harus memiliki jiwa leadership yang hebat," terangnya.
Kemudian, lanjut dia, memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat, solutif (solusional) dan memiliki kecepatan dalam menyelesaikan masalah atau memiliki komitmen.
Di samping itu, Samsuri juga menyebut, bahwa seorang pemimpin itu juga harus humble. Artinya, pemimpin tidak hanya sekadar pintar, namun juga humble.
"Jika tidak humble, otomatis dia tidak dekat dengan masyarakatnya dan tentu tidak cocok jadi pemimpin. Terakhir, dia (pemimpin) harus punya loyalitas kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo, aturannya dijalankan dan sebagainya. Enam (kriteria) ini, Insya Allah kita lakukan asesmennya,” papar dia.
Tak hanya itu, Samsuri mengatakan bahwa pejabat itu juga harus the right man on the right place. Artinya, orang yang tepat ditempatkan di posisi yang tepat. Di samping pemimpin itu juga dipilih karena bekerja berdasarkan dengan hati.
“Kemudian pejabat bekerja harus sesuai dengan hatinya. Terkadang ada pejabat yang pintar tapi sebenarnya tidak cocok ditempatkan di dinas X dan lebih tepat memimpin di dinas Y," tandasnya.
Oleh sebab itu, kata dia, assessment ini dilakukan untuk menentukan apakah pejabat tersebut sesuai dengan OPD yang dipimpinnya.
“Kadang-kadang pintar tapi tidak cocok di dinas X (misalnya). Oh cocoknya di dinas Y. Nah, dari hasil asesmen itu akan muncul nanti,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Samsuri menyampaikan, bahwa assessment dilakukan dengan melibatkan lembaga independen.
"Dari hasil asesmen nanti akan muncul siapa PNS yang disarankan atau tidak. Namun, ketika disarankan pun nantinya akan dilihat apakah dia juga cocok ditempatkan di dinas tersebut," tutup mantan Kadis Sosial tersebut.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Syamsuri |
| Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi