SUARA INDONESIA

Nilai Penting Moderasi bagi Kerukunan Beragama

Zainul Hasan - 23 December 2022 | 16:12 - Dibaca 2.67k kali
Pendidikan Nilai Penting Moderasi bagi Kerukunan Beragama
Dosen Universitas Jember (Unej), Dr Muhammad Masykur Abdillah. (Foto: Istimewa)

Sejarah mencatat, pergolakan agama seringkali dipicu oleh kepentingan politik dalam meraih kekuasan. 

Perang Salib menjadi bukti sejarah kelam dari benturan antar umat beragama yang mengatasnamakan agama. 

Agama menjadi identitas dalam memusuhi pihak lain yang dianggap berseberangan. Masing-masing agamawan menjadikan dalil-dalil agama dalam melawan, mempertahankan atau pun menyerang pihak lawan. 

Peristiwa tersebut berdampak panjang dengan munculnya gerakan sekulerisasi yang memisahkan agama dan kehidupan sosial.

Ironinya, gerakan agama secara berlahan dibatasi pada lingkup privasi yang tidak dapat didialogkan. Agama seakan-akan dicitrakan sebagai penyebab utama kekerasan, permusuhan dan kehancuran.

Pada sisi lain, sejarah munculnya agama selalu menghadirkan pembaharuan sebagai antitesa dari kondisi masyarakat yang tidak manusiawi. 

Para nabi yang bertugas membawa dan mengajarkan agama justru hadir memberikan kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan bagi setiap pemeluknya.

Munculnya rupa agama yang tidak konsisten dari awal muncul hingga perkembangannya, memberikan gambaran nyata bahwa tidak semua pemeluk agama mampu menerjemahkan dan menjalankan ajaran agamanya secara sempurna. 

Keterbatasan dalam memahami setiap ajaran berdampak pada prilaku yang justru menjadi penghalang bagi perkembangan agama.  

Untuk mengembalikan fungsi agama sebagai pedoman bagi kehidupan manusia, diperlukan keseriusan dalam menafsirkan ajaran-ajaran agama yang terkesan kaku, ekstrem, liberal dan sekuler. 

Salah satu upaya alternatif mengembalikan fungsi agama adalah dengan menerapkan sikap moderat. 

Kata moderat merupakan kata sifat yang berasal dari kata moderation, dari kata tersebut kemudian membentuk istilah moderasi.

Kata moderasi bermakna tidak berlebih-lebihan, sedang atau pertengahan. Kata ini diserap menjadi moderasi. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai pengurangan kekerasan, atau penghindaran keekstreman. 

Lebih lanjut dijelaskan, kata moderasi berasal dari bahasa Latin moderâtio, yang berarti kesedangan (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). 

Makna tersebut menjelaskan, bahwa moderasi adalah sebuah sikap dan sifat yang berada di tengah-tengah antara dua sisi dan lebih yang saling berseberangan. 

Kata moderasi seringkali disandingkan dengan kata beragama, yaitu moderasi beragama. Istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstreman dalam praktik beragama. 

Di Indonesia, agama sebagai sebuah identitas keyakinan tercatat terdapat enam agama resmi yaitu Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. 

Keberagaman ini berpotensi menjadi faktor terbesar bagi munculnya perbedaan, konflik, kekerasan dan disintegrasi atas nama agama. 

Potensi tersebut sangat terbuka karena setiap umat beragama menjadikan agama yang mereka yakini sebagai pedoman atau petunjuk utama dalam menentukan arah dan tujuan hidup. 

Pada sisi lain, manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Dengan demikian, moderasi beragama diperlukan sebagai strategi dalam merawat kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama.

Kerukunan akan terjalin, jika masing-masing umat beragama menjadikan perbedaan sebagai keniscayaan yang tidak dapat dihindari. 

Perbedaan hanya berfungsi sebagai identitas untuk saling mengenal antar satu sama lainnya. Selebihnya, para pemeluk agama harus bersama-sama berupaya mencari titik temu sebagai tujuan utama yang akan dicapai. 

Untuk menemukan titik temu, diperlukan sikap moderat yang mampu menjembatani antara dua sisi agama, berupa sisi ekslusifitas sebagai identitas atau pembeda bagi masing-masing agama, dan sisi inklusifitas sebagai pintu masuk dialog antar umat beragama. (*)

*Penulis : Dosen Universitas Jember (Unej), Dr Muhammad Masykur Abdillah.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Zainul Hasan
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV