SAMPANG, Suaraindonesia.co.id - Buku "Cakrawala Pembebesan" adalah buah karya hasil pemikiran seoarang pemuda asal Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Hoirur Rosikin nama pemuda itu, dia saat ini bekerja sebagai jurnalis suaraindonesia.co.id daerah Kabupaten Sampang.
Pokok pikiran isi buku "Cakrawala Pembebasan" muncul dari sebuah kegelisahan penulis dan analisa terhadap kondisi sosial yang terjadi, khususnya pada kalangan mahasiswa pasca era Reformasi sebagai roda penggerak perubahan sosial.
Berbagai teori pemikiran "kiri" maupun "kanan" mulai dari Nasionalis, Marxisme, Komunisme, Feminisme hingga nilai penting menjaga kemerdekaan Bangsa Indonesia menjadi dasar pokok pikiran isi buku tersebut.
Peran penting agama sebagai refleksi menghadapi era modern yang serba menyajikan budaya barat dibanding budaya asli Indonesia juga menjadi ulasan dalam buku bertopik pergerakan ini.
Sekelumit buku "Cakrawala Pembebasa" berisi tentang pertama, Nasionalisme yang perlu ditanamkan sejak dini, kerena Nasionalisme suatu lambang kejiwaan dan kecintaan yang harus ditanamkan oleh setiap generasi muda Indonesia untuk menjaga kemerdekaan.
Kedua, Komunisme meski di Indonesia masuk sebagai faham dan ajaran yang dilarang, setidaknya pemikiran positif dan arah perjuangan Komunisme perlu menjadi contoh untuk mencapai kemerdekaan Indonesia yang absolut.
Ketiga, Marxisme sebuah faham yang lahir dari seorang tokoh filsafat Jerman dan terus berkembang di abad 19, Kalr Marx. Pemikirannya hingga hari ini telah mengantarkan revolusi terhadap negara-negara terjajah, bahkan dalam sejarahnya kemerdekaan Indonesia juga terdapat faham dan ajaran Marxisme yang perlu diingat dalam sejarah kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Keempat, agama di dalam buku "Cakrawala Pembebasan" adalah suatu konsep teologi pembebasan terhadap masyarakat tertindas di setiap zaman. Artinya, agama memiliki peran penting dalam mencapai manusia yang merdeka.
Kelima, mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial perlu kembali meneguhkan diri dalam membela dan perjuangkan ketimpangan sosial yang terjadi sertag mengawal jalan negara yang masih belum mencapai kemerdekaan sacara absolut.
"Kemerdekaan ekonomi dan kemerdekaan sosial dari dalam harus benar-benar tercapai. Untuk mengurangi kemiskininan dalam negeri," salah satu petikan isi buku "Cakrawala Pembebasan".
Buku "Cakrawala Pembebasan" memiliki ketebalan 210 halaman, hadir sebagai cermin sosial di era modern agar genarasi muda terus bangkit melawan kezaliman terhadap sesama manusia dalam berbangsa dan bernegara.
Buki tersebut berisi relevansi teori dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia, hingga tujuan gerakan mahasiswa dalam cita-cita Reformasi.
Buku "Cakrawala Pembebasan" telah terbit dua kali melalui penerbit Kota Tua. Pertama, di tahun 2019 dan diterbitkan kembali dengan edisi bahasa yang ringkas serta penambahan beberapa analisa baru di tahun 2022.
Dalam buku tersebut, penulis ingin memberikan gambaran terhadap generasi muda di era modern, agar terus menjunjung tinggi nilai perjuangan yang dapat disumbangkan sebagai ide dan gagasan terhadap negara.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi