SUARA INDONESIA, JEMBER- Bagi pelajar lulusan SMA sederajat yang ingin melanjutkan kuliah tapi terkendala biaya, tak perlu khawatir lagi. Kini, mereka bisa menempuh ke jenjang pendidikan tinggi selama empat tahun tanpa pusing memikirkan biaya.
Ya. Kabar baik ini datang dari Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jember. Bekerjasama dengan Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember, ISNU menyediakan 500 beasiswa bagi anak Nahdliyin. Caranya gampang, cukup mengisi formulir yang sudah disiapkan.
Bagi pendaftar, nantinya akan dikumpulkan dalam WhatsApp grup untuk mendapatkan informasi selanjutnya. “Kemarin, kami sudah menjalin MoU dengan Unipar untuk menyediakan 500 beasiswa. Full, selama empat tahun,” kata Honest Dody Molasy, Ketua PC ISNU Jember, Selasa (21/05/2024).
Menurutnya, beasiswa itu berlaku untuk semua generasi muda NU di seluruh Indonesia yang ingin kuliah di Jember. Sementara ini, pihaknya masih bekerjasama dengan Unipar. Namun selanjutnya, ada dua universitas lagi yang akan menyusul. Universitas Islam Jember (UIJ) dan Institut Teknologi dan Sains (ITS) Mandala Jember.
“Rencananya, nanti sore kami akan bertemu dengan Rektor UIJ. Dan akhir pekan ini bertemu dengan Rektor ITS Mandala. Semuanya terkait dengan rencana kerjasama pemberian beasiswa,” jelasnya.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej) itu menuturkan, pemberian beasiswa ini memberi kesempatan lebih luas kepada anak warga Nahdliyin, khususnya yang tinggal di pelosok desa, untuk menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi.
Sebab, kata dia, cukup banyak pelajar dan generasi muda NU yang memiliki potensi dan semangat tinggi melanjutkan studi, tapi terkendala biaya. Sedangkan bantuan pemerintah melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP), tak semuanya bisa mengakses.
Karena, syarat untuk mendapatkan program KIP harus tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Kami berharap, beasiswa ini menjadi solusi atas permasalah tersebut, sehingga generasi muda NU dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” ujarnya.
Honest berujar, banyak pengurus ISNU yang berlatar belakang kepala sekolah, guru dan dosen. Sehingga mereka punya akses lebih luas untuk menyampaikan kabar baik tersebut. Pihaknya juga bakal melibatkan seluruh jejaring ISNU dan badan otonom NU lainnya untuk menyosialisasikan program ini.
“Kami juga akan melibatkan kader-kader badan otonom NU seperti IPNU dan IPPNU. Tak hanya menyosialisasikan informasi beasiswa saja, tapi juga mendampingi para pendaftar,” bebernya.
Lantas apa saja syaratnya? Honest menjelaskan, syarat untuk mendapatkan beasiswa itu cukup gampang. Selain lulusan SMA sederajat tiga tahun terakhir, pada 2022, 2023 dan 2024, pendaftar juga mendapatkan rekomendasi dari NU atau badan otonomnya di semua tingkatan.
“Pendaftar juga menyatakan bersedia aktif di kegiatan NU, serta belum menikah atau berencana tidak menikah selama masa studi berlangsung,” paparnya.
Syarat lain, Honest berkata, adalah sanggup meningkatkan prestasi akademik dan nonakademik, serta meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3.0. Kemudian, mengisi formulir pendaftaran melalui link yang sudah disediakan.
“Masa pendaftaran akan dibuka pada 23 Mei sampai 9 Juni. Selanjutnya, semua pendaftar akan menjalani tes tulis dan wawancara pada 10 Juni,” tandasnya.
Terpisah, Wakil Rektor III Unipar Jember Ahmad Zaky Emyus menyebut, program 500 beasiswa yang bekerjasama dengan ISNU ini, merupakan upaya lembaganya dalam mendukung pendidikan berkualitas bagi generasi muda Indonesia.
Juga memberikan kesempatan lebih luas bagi generasi muda NU yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Langkah ini, kata dia, merupakan kontribusi lembaganya untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia.
“Kami berharap, program beasiswa ini dapat mendorong semangat belajar generasi muda bangsa, khususnya generasi muda NU. Sehingga mereka menjadi generasi yang mandiri, kreatif dan cerdas secara intelektual,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi