GRESIK - Bantuan beras Bulog tak layak konsumsi yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Watuagung, Kecamatan Bungah, Gresik mendapat sorotan kalangan dewan.
Wakil rakyat menyebut, bantuan beras Bulog yang disalurkan melalui Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat ternyata banyak yang dijual.
"Aspirasi masyarakat soal kualitas beras bantuan harus diperhatikan betul oleh Bulog. Demi kredibilitas Bulog sebagai BUMN," ujar Anggota Fraksi PKB DPRD Gresik Syahrul Munir, Senin (19/10/2020).
Syahrul menyebut, fakta di lapangan menunjukkan bahwa bantuan beras Bulog yang diberikan kepada masyarakat menjadi mubadzir. Karena beras yang diberikan berkualitas buruk dan tak layak konsumsi.
Sementara Ketua Fraksi NasDem DPRD Gresik, Musa mengaku prihatin, dirinya menyayangkan bantuan beras Bulog yang diberikan kepada masyarakat tidak layak konsumsi.
"Ditengah pandemi covid seperti ini harusnya masyarakat benar-benar mendapat bantuan yang layak," katanya.
Dalam hal ini, kata Musa, Bulog harusnya bertanggung jawab dengan mengganti beras yang kualitas lebih baik dan layak konsumsi.
Sebelumnya, bantuan beras Bulog yang diterima KPM Desa Watuagung, Kecamatan Bungah banyak dijual. Alasannya, kualitas beras jelek dan tak layak konsumsi.
Pada September 2020 lalu setiap keluarga penerima manfaat (KPM) mendapat dua karung beras. Setiap karung beras berisi 15 kilogram. Namun, beras bantuan itu dijual karena kualitasnya dinilai jelek dan tak layak dikosumsi.
"Warna berasnya agak kuning dan baunya apek," kata IA warga setempat.
Pendamping PKH Desa Watuagung, Nurul mengaku pada penyaluran September lalu memang mendapat laporan dari KPM. Jika beras yang didapat kualitasnya jelek.
"Bulan sebelumnya memang ada KPM lapor kalau berasnya berwarna agak kuning dan baunya apek," ujar Nurul dikonfirmasi pada Minggu (18/10/2020) kemarin.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syaifuddin Anam |
Editor | : |
Komentar & Reaksi