SUARA INDONESIA - Pertempuran sengit antara Rusia dan Ukraina kini mulai menyasar fasilitas umum. Sejumlah penerangan lampu dan air padam di Kota Kherson Ukraina pada Minggu (6/11/2022).
Para pejabat Rusia menuduh, Ukraina melakukan aksi "sabotase" yang merusak tiga jalur listrik di wilayah itu.
Kendati begitu, pihak Rusia tidak memberikan bukti apapun. Banyak infrastruktur energi dan air Ukraina, antara 30-40% dilaporkan dirusak oleh serangan itu.
Untuk menghindari krisis listrik, pemerintah setempat melakukan pemadaman bergilir juga diperkirakan terjadi di Ibu Kota Ukraina, Kyiv, dan beberapa wilayah lain.
Sementara, jaringan listrik diperbaiki dan dihubungkan lagi ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia, Ukraina.
Beberapa hari setelah dicopot dari jaringan listrik utama ketika tembakan Rusia merusak jalur bertegangan tinggi itu, kata Badan Energi Atom Internasional (IAEA) belum lama ini.
Dirjen IAEA Rafael Mariano Grossi kembali menyerukan keamanan nuklir dan didirikannya zona perlindungan keamanan di sekitar pembangkit itu guna mencegah kecelakaan nuklir.
"Kita tidak bisa kehilangan waktu lebih banyak. Kita harus bertindak sebelum terlambat," katanya.
Peringatannya diberikan sehari sebelum KTT perubahan iklim PBB dibuka pada Minggu (6/11) di Mesir dengan peringatan bahwa "planet kita mengirimkan sinyal mengkhawatirkan."
Dilaporkan, invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan kerusakan bernilai 35.3 juta dolar terhadap lingkungan Ukraina dan ikut menyebabkan krisis pangan dan energi di seluruh dunia. [vm/jm/VOA]
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara Festiyanti |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi