GRESIK - Bantuan beras Bulog yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Watuagung, Kecamatan Bungah, dinilai tak layak konsumsi. Tak ayal bantuan yang diterima warga banyak dijual.
Salah satunya MY, warga desa setempat. Hari ini, Minggu (18/10/2020) dia kembali menerima bantuan beras Bulog yang disalukan melalui Pendamping PKH. Namun, beras yang diterima itu tidak dikonsumi.
"Yang dua karung sebelumnya gak layak dimakan, beras baunya apek. Warnanya agak kuning. Saya jual seharga Rp 90 ribu per sak (karung)," kata perempuan itu.
Senada juga disampaikan IA. Dia mengaku bulan lalu mendapat bantuan beras Bulog sebanyak dua karung. Namun, tidak semua beras itu dijual.
"Saya jual satu karung, karena warna berasnya agak kuning dan baunya apek," ujarnya.
Sementara yang satu karung dicoba untuk dikonsumsi, dicampur dengan beras yang kualitasnya lebih bagus. Saat matang berasnya mekar (mengembang) dan rasanya tidak begitu enak.
Sedangkan, sisa beras yang dimasak tadi ditaruh disuatu tempat. Sudah dicampur dengan beras yang kualitasnya lebih bagus. "Tidak sampai seminggu banyak kutunya," kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Pendamping PKH Desa Watuagung, Nurul, menjelaskan, dirinya hanya bertugas menyalurkan beras Bulog itu. Terkait kualitas beras dirinya memang sempat mendapat laporan dari KPM.
"Pada penyaluran bulan sebelumnya memang KPM lapor kalau berasnya berwarna agak kuning dan baunya apek," kata Nurul dikonfirmasi melalui selulernya, Minggu (18/10/2020) petang.
Dia menjelaskan, bantuan beras Bulog berlangsung selama tiga bulan sejak Agustus hingga Oktober. Pada tahap pertama disalurkan pada bulan September.
Sehingga setiap KPM menerima dua karung beras. Masing-masing karung seberat 15 Kilogram. Penyaluran bulan Oktober ini diwilayah Kecamatan Bungah baru dilakukan hari ini.
"Tadi saya lihat berasnya agak putuh dari bulan lalu. Tapi gak tau rasanya," imbuhnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syaifuddin Anam |
Editor | : |
Komentar & Reaksi