SUARA INDONESIA

Banteng Ketaton Hanya Kecewa dan Sakit Hati Kepada Risma

Lukman Hadi - 27 November 2020 | 22:11 - Dibaca 2.85k kali
Peristiwa Banteng Ketaton Hanya Kecewa dan Sakit Hati Kepada Risma
Simpatisan dan kader PDIP merasa kecewa dan sakit hati kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

SURABAYA - Relawan Banteng Ketaton yang menyanyikan yel-yel 'Hancurkan Risma' memberikan klarifikasi. Mereka yang sebelumnya adalah simpatisan dan kader PDIP merasa kecewa dan sakit hati kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Ketua Banteng Ketaton, Sri Mulyono Herlambang menganggap Risma sebagai pemecah belah PDIP Surabaya. Ia tak senang dengan perilaku Risma yang terlalu sewenang-wenang.

"Yel-yel yang kami kumandangkan sebagai bentuk rasa kekecewaan kami dari Banteng-banteng PDI Perjuangan terhadap kesewenang-wenangnya Risma," ujar Herlambang, Jumat (27/11/2020).

Karena itu ia bersama rekan-rekan di PDIP lainnya cukup kompak tidak mendukung pasangan yang dijagokan Risma, ialah Eri Cahyadi - Armuji. Banteng Ketaton justru mengikuti langkah Jagad Hari Seno yang merupakan kakak kandung Whisnu Sakti Buana (Wakil Wali Kota Surabaya) yang mengalihkan dukungannya kepada Machfud Arifin - Mujiaman.

"Banteng-banteng Ketaton tidak melakukan perlawanan kepada Ketua Umum (Megawati) dan DPP PDI Perjuangan. Tapi Banteng-Banteng Ketaton melawan terhadap kepentingan Risma, anaknya Risma-Fuad dan paslon Eri - Armuji," jawabnya tegas.

Apa yang dilakukan Banteng Ketaton ini merupakan upaya menyelamatkan PDIP Surabaya yang diduga akan ada oligarki kekuasaan oleh Risma.

"Saya tegaskan lagi, Banteng Ketaton tidak ingin menghancurkan secara fisik Kota Surabaya. Kita cinta damai. Surabaya harus aman, damai, maju kotane, makmur wargane. Tapi yang ingin kita hancurkan adalah arogansi Risma dan oligarki politik Bu Risma," tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Mat Mochtar politisi senior PDIP yang baru saja telah dipecat oleh DPP karena tidak patuh tegak lurus dengan intruksi partai.

Menurutnya, selama ini ada kecurigaan terhadap wali kota Risma yang menggunakan APBD dan mobilisasi ASN untuk memenangkan pasangan Eri - Armuji.

"Seperti di Dinas Kebersihan DKRTH yang memasang lampu setelah ada permintaan dari kubunya Eri-Armudji. Ini tidak fair. Bu Risma sebagai wali kota, sebagai pemimpin harus memberikan contoh yang baik kepada anak buahnya. Jangan malah membiarkan anak buahnya ikut terlibat politik aktif," tuturnya.

Dengan berbagai alasan tersebut, Mat Mochtar maupun Banteng-Banteng Ketaton Surabaya melakukan perlawan arogansi Risma yang ingin memecah belah PDIP Surabaya.

"Saya tidak melawan PDIP. Tapi saya melawan arogansi Bu Risma. Bu Risma tidak menghargai Pak Tjip (mendiang Soetjipto tokoh senior PDIP). Tidak menghargai Pak Bambang DH. Risma tidak menghargai Bu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri). Justru yang ingin memecah belah adalah Bu Risma," jelasnya. (lhm)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya