JEMBER - Sejumlah pejabat publik di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengaku bingung, membedakan antara wartawan asli ( memiliki legalitas resmi sesuai Undang-undang Pers) dengan gadungan (palsu).
Seperti yang disampaikan oleh salah seorang kepala desa di Kecamatan Pakusari, yang enggan disebutkan namanya.
Menurutnya, kantor desa yang ia pimpin berulang kali didatangi oleh sekelompok orang berpakaian preman yang mengaku sebagai wartawan.
"Jadi, kami ini bingung membedakan. Nanti kami tolak, kami takut melanggar Undang-undang Pers. Tidak ditolak, kadang menjadi-jadi, tapi berita tidak ada," akui dia, Minggu (13/06/2021).
Dirinya meminta stake holder terkait, bisa memberikan pencerahan kepada seluruh pemerintah desa.
"Setahu saya wartawan pakai seragan dan membawa id card. Tolong kami beri edukasi dan pemahaman. Tujuannya, biar kami tidak salah," pintanya.
Pertanyaan senada diakui juga oleh seorang kepala sekolah inisial YK di Kecamatan Sumberjambe.
Dirinya mengaku, beberapa kali didatangi oknum dengan tujuan tidak jelas. Setelah ditanyakan hanya silaturohim.
"Sempat kami tanyakan, katanya LSM rangkap wartawan. Mana yang benar, kami juga bingung," pungkasnya.
YK sempat mengaku heran, saat oknum tersebut menanyakan anggaran dengan tujuan untuk mengaudit.
"Itu rutin datang ke sekolah. Ya itu tadi, beritanya tapi mana, masuk di media apa, kami tidak tahu," lugasnya.
"Padahal itu ranahnya BPK atau penegak hukum. Bukankah jurnalis tugasnya wawancara kemudian menulis," imbuh YK.
Dirinya berharap, pihak terkait seperti organisasi kewartawanan, Diskominfo dan Polres Jember, bisa memberikan edukasi kepada kami agar bisa mengerti dan paham.
"Wartawan itu tugasnya mulia memberikan edukasi dan wawasan kepada masyarakat. Tapi oknum yang mengaku-ngaku itu yang sulit. Kasihan yang benar-benar wartawan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Yatimul Ainun, Ketua Departemen Anggota dan Organisasi Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Pusat, lewat pesan singkatnya membenarkan akhir-akhir ini marak media dan wartawan abal-abal.
"Media abal-abal yang hanya menjadi alat untuk memeras banyak pihak," tulis Ainun dalam pesan singkat, Sabtu (08/05/2021).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi