SUARA INDONESIA

Harga Jagung Dipaksa Turun, Petani Jember: Kami Sangat Terpukul

Wildan Mukhlishah Sy - 28 September 2021 | 09:09 - Dibaca 1.60k kali
Peristiwa Harga Jagung Dipaksa Turun, Petani Jember: Kami Sangat Terpukul
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro. (Foto: Dokumentasi SINTV)

JEMBER- Sejumlah petani di Kabupaten Jember mengaku sangat terpukul atas adanya permintaan dari Presiden RI Joko Widodo, untuk menurunkan harga jagung hingga angka Rp. 4.500 per kilogram.

Pasalnya, dengan harga jual Rp. 5.000 petani diniali mendapatkan keuntungan meskipun kecil, sehingga mereka bisa mulai tersenyum bahagia.

Seperti diketahui pandemi Covid-19 juga membawa dampak yang cukup besar bagi pertanian. Sehingga hampir seluruh harga komuditi mengalami penurunan yang drastis.

"Kami sangat terpukul sekali dengan hal itu, petani menikmati harga lima ribu ini kita bisa tersenyum bahagia. Karena kan selama ini, harga komuditi banyak yang terjun bebas," ungkap Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro, Selasa (28/9/2021).

Jumantoro menegaskan, pihaknya bukan mengaharamkan pernyataan Presiden. Namun, dirinya meminta agar pemerintah lebih mempertimbangkan dan memperhatikan lagi kesejahteraan serta hak-hak dari para petani.

"Kami bukan mengharamkan, tapi ayolah diperhatikan lagi. Dengan harga segitu seperti apa nasib kami para petani, ini kan juga harus menjadi pertimbangan," lanjutnya.

Dirinya menilai, jika kebijakan tersebut diberlakukan maka dinamika petani untuk bertanam jagung akan down. Karena biaya serta tenaga yang dikeluarkan tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan.

"Kalau ini terjadi tentunya dinamika yang ada adalah, petani jagung akan down. Masyarakat hanya berteriak saat harga naik, tanpa tau seperti apa nasib dari para petani saat harga turun," imbuhnya.

Menurut Jumantoro, Pemerintah memiliki peran penting dalam menentukan kesejahteraan para petani. untuk itu dirinya berharap, adanya uluran tangan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember untuk tetap mendampingi petani dalam menerima haknya secara utuh.

"Pemerintah ini tentunya punya peran penting, jadi kami harap bisa menyelamatkan kesejahteraan para petani," pungkasnya.

Perlu diketahui, saat bertemu dengan asosiasi peternak di Istana Negara, Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (15/9/2021) mengeluarkan statemen yang meminta kepada Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan agar menekan angka jagung.

Hal itu dilakukan karena, kondisi harga jagung yang tinggi, dianggap akan merugikan bagi para peternak unggas, terutama ayam petelur.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya