NGAWI - Program Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) milik Perhutani Ngawi disambut baik oleh para pesanggem yang lahannya terdampak.
Alasannya, meskipun terdampak para pesanggem mengaku masih bisa turut serta aktif mengelola program ATM dalam rangka mendukung program swasembada gula nasional.
Tak hanya itu, para pesanggem mengaku senang, selain tidak kehilangan mata pencaharian, mereka masih diberikan kompensasi yang menguntungkan.
"Kami sambut baik program ATM ini, memang awalnya ada pro kontra, namun melalui sosialisasi yang diberikan pihak perhutani, kami semua mendukung. Yang penting kami masih bisa bekerja," ujar Rianto perwakilan dari para pesanggem yang juga sebagai ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Pandean, Rabu (3/11/2021).
Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Ngawi Tulus Budyadi mengatakan, program ATM telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sesuai SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
"Ini merupakan program nasional, disetujui oleh kementerian (LHK) bernomor: SK. 4623/ MenLHK-PHPL/ UHP/HPL-1/6/2021 tanggal 30 Juni 2021 tentang persetujuan Revisi RPKH Jangka Waktu 10 Tahun 2019-2028 Periode 2021-2028 atas nama KPH Ngawi Klas Perusahaan (KP) Jati Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur," terangnya.
Masih dikatakan Tulus, para pesanggem yang terdampak akan dilibatkan sebagai pekerja, selain itu juga diberikan beberapa kompensasi oleh pihak perhutani.
"Ada pemberian kompensasi kepada pesanggem terdampak, seperti diberikan biaya kelola sosial untuk usaha produktif melalui koperasi LMDH sebesar Rp. 1.000.000,- per hektar dan mendapatkan sharring produksi sebesar 10 persen dari laba bersih," ucap Tulus.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Ari Hermawan |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi