BANYUWANGI- Sejumlah perwakilan korban investasi bodong berkedok arisan online di Banyuwangi telah melaporkan owner pengelola arisan ke Polresta Banyuwangi, Selasa (14/12/2021) sore.
Mereka dikumpulkan dalam satu grup WhatsApp (WA) yang dinamakan Arisan Bersama Gita (ABG). Di dalamnya terdapat 90 anggota yang ikut.
Masing-masing member dirugikan jutaan hingga ratusan juta rupiah. Total kerugian member tersebut ditaksir mencapai Rp 10 miliar jika diakumulasi.
"Saya sendiri rugi Rp 288 juta. Kerugian total semua anggota kalau gak salah sampai Rp 10 M," kata salah saat korban berinisial BLD (27) saat dimintai keterangan sejumlah media.
Dia menyampaikan, korban rata-rata adalah ibu rumah tangga. Dari puluhan member yang ikut, masing-masing berdomisili dari daerah berbeda. Diantaranya Banyuwangi, Jember, Surabaya, bahkan ada juga dari Bali.
"Beberapa dari mereka ada juga anggota yang baru gabung. Ada yang baru dua bulan, satu bulan, satu minggu juga ada. Kalau saya sudah ikut sejak bulan enam lalu," katanya.
Investasi berkedok arisan online ini menawarkan keuntungan yang cukup menggiurkan, sehingga warga tertarik untuk bergabung.
"Seumpama saya beli Rp 5 juta itu dapat Rp 7 juta, dalam jangka waktu ada yang 7 hari, 15 hari, ada yang satu bulan," bebernya.
Apalagi, lanjut dia, beberapa dari mereka juga kenal dengan pemiliknya. Sehingga berani ikut arisan online ini. Namun ada juga yang belum tahu, mereka diajak teman lainnya yang sudah ikut dalam arisan online ini.
"Saya kenal dengan ownernya orang Banyuwangi juga. Dia baik, lemah lembut, dia selalu bilang ini arisannya amanah, setiap kali pencairan juga tidak pernah telat. Tetangga, saudara-saudaranya juga banyak yang ikut, sehingga kita tertarik untuk ikut," ucap dia.
Sejak dia dan sebagian member lainnya ikut arisan tersebut, awalnya semua baik-baik saja. Transaksi antara member dan owner juga terlihat tidak mencurigakan.
"Namun, sejak 7 November 2021 tiba-tiba lost kontak mulai WA, IG, FB nya hilang semua, pemiliknya kabur," ucapnya.
Pihaknya sudah mencoba menghubungi pemilik baik lewat email dan sosial media, namun tidak ada respon yang baik. "Akhirnya kita laporin," tutupnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi