MADIUN, SuaraIndonesia.co.id - Dampak musim kemarau, waduk Dawuhan yang berada di Kecamatan Wono Asri, Kabupaten Madiun mengering. Akibat mengeringnya waduk tersebut, ribuan hektar lahan pertanian yang berada di tiga kecamatan terancam tak terairi.
Waduk Dawuhan yang menjadi tumpuan ribuan hektar lahan pertanian, saat ini volume airnya hanya tersisa 10 persen dengan batas minimal 200 meter kubik. Waduk yang terbesar di Kecamatan Wono Asri tersebut, normalnya volume air mencapai 3,9 juta meter kubik.
"Saat ini, volume air di waduk dawuhan hanya tersisa 10 persen saja atau batas minimal sekitar 200 ribu meter kubik, padahal normalnya volume air di waduk dawuhan bisa mencapai 3,9 juta meter kubik " kata, petugas operasi waduk Dawuhan, Agung Wirasat.
Menipisnya debit volume air di waduk tersebut, membuat petani yang berada di tiga kecamatan, meliputi, Kecamatan Wono Asri, Kecamatan Balerejo, dan Kecamatan Madiun, merasa khawatir, akibat sawah mereka tidak dapat teraliri air. Apalagi petugas waduk Dawuhan telah melakukan penutupan pintu intake untuk pemeliharaan bendungan.
" Volume air waduk Dawuhan yang terus menyusut membuat Sawah kami terancam tak terairi, ditambah adanya pemeliharaan bendungan yang secara otomatis pintu intake ditutup, ini yang semakin sawah kami tidak dapat air " kata, salah satu petani, Tamsi.
Sementara itu, dampak volume air waduk yang terus menyusut yang secara otomatis tidak bisa untuk mengairi lahan pertanian, maka para petani di himbau agar menggunakan pompa sibel, guna lahan pertanian mereka bisa terairi sekaligus pemenuhan air tanaman padi mereka.
Dan pada awal musim penghujan, diperkirakan volume air waduk kembali bisa normal. ( Yoni )
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Prabasonta/Erik P |
| Editor | : Yuni Amalia |
Komentar & Reaksi