BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Kekeringan melanda sejumlah wilayah di Banyuwangi, Jawa Timur. Hal tersebut mengakibatkan kekhawatiran serius bagi warga terdampak. Kondisi kekeringan ini telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk setempat.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, setidaknya ada lima kecamatan yang terdampak kekeringan. Diantaranya Kecamatan Tegaldlimo, Bangorejo, Genteng, Glagah, dan Wongsorejo.
Warga di wilayah-wilayah ini mulai merasa kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti mandi, minum, dan memasak. Sumber-sumber air seperti sungai dan sumur debitnya mulai berkurang, sehingga meninggalkan mereka dalam situasi krisis air.
BPBD bersama Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) telah memberikan respons cepat terhadap situasi ini. Beberapa langkah telah diambil untuk membantu mengatasi kekeringan, seperti mendistribusikan air bersih dalam tangki-tangki besar ke desa-desa yang terdampak.
"Droping air bersih terus kami lakukan bersama PUDAM. Hari ini kami suplai ke wilayah Kecamatan Bangorejo, kemudian dilanjut ke Genteng," ucap Plt Kalaksa BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, Selasa (10/10/2023).
Selain suplai air bersih, upaya lain yang dilakukan pemerintah yakni menggali sumber-sumber air baru dan memperbaiki infrastruktur yang ada. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi krisis suplai air yang sedang terjadi.
Meskipun pemerintah daerah telah berusaha keras untuk mengatasi kekeringan, situasi ini tetap menjadi tantangan besar. Perubahan iklim yang tidak pasti dan musim kemarau yang berkepanjangan menjadi faktor-faktor utama dalam kondisi tersebut.
Oleh karenanya, penduduk di lima kecamatan yang terdampak diharapkan dapat bersabar dan terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekeringan ini.
Disamping itu, BPBD mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan air dengan bijak. Imbauan ini datang sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan air di tengah perubahan iklim yang semakin tidak pasti.
"Air adalah aset berharga yang perlu kita jaga bersama-sama. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menggunakan air secara bijak agar tidak hanya saat ini, tetapi juga untuk masa depan, sumber daya air tetap tersedia bagi generasi mendatang," ungkap Danang.
BPBD Banyuwangi juga akan mengadakan berbagai program edukasi dan kampanye mengenai pengelolaan air yang lebih baik, dengan harapan dapat membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga air sebagai sumber daya yang terbatas.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi