SUARA INDONESIA, CILACAP - El Nino yang terjadi sejak Juli 2023 memicu musim tanam padi di sejumlah wilayah, termasuk di Cilacap, mundur. Hal itu dikarenakan hujan yang datang terlambat atau hujan yang belum merata.
"Jadi dengan adanya pergeseran musim dampak El Nino, berpengaruh terhadap pergeseran jadwal tanam padi, 1-2 bulan," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Mlati Asih Budiarti saat ditemui, Senin (26/2/2024).
Akibatnya, musim tanam yang biasa dilakukan pada bulan Oktober, mundur hingga bulan Desember 2023, bahkan sampai Januari 2024.
"Kalau tanam serempak nya biasanya di bulan Oktober. Kalau musim biasa, sudah panen raya di bulan Januari-Februari, tapi karena terlambat, panennya jadi bergeser di bulan Maret-Mei. Sehingga untuk cadangan produksi pangan ikut bergeser," kata Mlati.
"Intinya kita masih panen tapi jumlah produksinya menurun. Di tahun 2023 kita surplus 291.479 ton, tapi pada bulan November hingga Januari ternyata minus," imbuhnya.
Disamping berpengaruh terhadap musim tanam padi, dampak El Nino juga dirasakan langsung oleh para petani di Cilacap yakni berkurangnya pendapatan mereka. "Pendapatan petani jadi berkurang karena panennya mundur," ucap Mlati.
Pihaknya memperkirakan dampak El Nino masih berlanjut hingga beberapa bulan ke depan. Oleh sebab itu, petani diharapkan dapat menyiapkan stok padi untuk konsumsi pasca panen.
"Jadi kalau pas panen, mereka menyiapkan dulu stok untuk keluarga, jangan dijual habis. Misalnya panen setu ton dijual semuanya. Paling tidak dihitung untuk mencukupi kebutuhan sampai 4 bulan ke depan sampai panen lagi," ujar Mlati.
"Sehingga petani sebagai produsen tidak perlu membeli beras lagi, ironis kalau petani kita beli tapi justru dengan harga yang lebih tinggi," tandasnya.
Diketahui, luas baku sawah di Cilacap sendiri sebesar 66.527 hektare dengan target luas panen mencapai 129.820 hektare. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Satria Galih Saputra |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi