SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Kasus tragis dugaan pemerkosaan dan pembunuhan seorang siswi berusia 7 tahun, DCNA, di Kalibaru, Banyuwangi, mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Zulfikar Arse Sadikin.
Politikus Partai Golkar ini mengutuk keras kekerasan seksual yang berujung pada pembunuhan tersebut dan mendesak aparat kepolisian untuk mengungkap dan mengusut tuntas kasus ini.
Bang Zul sapaan akrab Zulfikar menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi siapa pun yang terlibat dalam kekerasan terhadap anak, apalagi sampai merenggut nyawa.
"Kami mengecam segala bentuk kekerasan seksual, apalagi hingga merenggut nyawa seorang anak. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan," kata Bang Zul, Senin (18/11/2024).
Politikus Partai Golkar ini mendorong aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini. Dia berharap pelaku segera ditangkap dan dijatuhi hukuman setimpal.
Bang Zul juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan menciptakan lingkungan ramah anak.
Menurutnya, semua masyarakat berperan untuk melindungi anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa dari bahaya kekerasan seksual.
"Kami mengajak semua pihak untuk menjaga masa depan anak-anak kita. Semua orang dewasa adalah pelindung bagi semua anak-anak. Jadi kita semua harus selalu waspada dan saling menjaga Keselamatan anak-anak di lingkungan kita," terangnya.
Sebagai informasi kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan ini dialami oleh CNA, 7 tahun beralamat di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Rabu (13/11/2024) lalu.
Korban saat itu ditemukan meninggal dunia di sebuah kebun kosong berjarak 200 meter dari rumahnya.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega menjelaskan saat ditemukan korban masih mengenakan seragam. Namun celana korban dalam kondisi melorot.
Selain itu di sekitar tempat kejadian juga tercecer kancing baju korban. Dugaanya ada ada upaya pemaksaan rudapaksa yang dilakukan seseorang yang masih belum diketahui identitasnya.
"Seragam masih menempel namun celana korban sudah dalam kondisi melorot. Diduga ada upaya memaksa membuka baju berdasarkan bukti kancing korban yang ditemukan berceceran," kata Andrew.
"Tidak hanya itu, sepatu dan sepeda korban juga ditemukan di parit tak jauh dari TKP," imbuhnya.
Berdasarkan pemeriksaan luar oleh tim medis, pada jasad korban juga ditemukan luka memar di bagian kepala serta hidung yang mengucurkan darah.
"Ada luka memar pada kepala bagian belakang kepala dan keluar darah pada hidung korban," jelasnya.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan dengan melakukan autopsi, memeriksa sejumlah saksi, membentuk tim khusus, serta menerjunkan anjing pelacak untuk mengungkap pelaku. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi