SUARA SINDONESIA, JOMBANG- Menjelang debat kandidat oleh KPU Provinsi Jatim, Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, menunjukkan optimisme tinggi pada debat pamungkas tersebut.
Meski survei menempatkan pasangan yang diusung PKB, Luluk-Lukman, di posisi paling bawah, namun Luluk yakin bisa memenangkan kontestasi politik lima tahunan tersebut.
Hal itu disampaikan Luluk saat menghadiri acara silaturahim dan konsolidasi bersama ratusan kader dan pengurus PKB di halaman kantor DPC PKB Jombang, Sabtu (16/11/2024).
Di hadapan ratusan kader dan pengurus, Luluk memaparkan gagasan utamanya untuk memperbaiki kondisi Provinsi Jawa Timur. Salah satu program yang menjadi fokusnya adalah upaya pengentasan kemiskinan.
Luluk menekankan bahwa Jawa Timur adalah basis massa PKB, terbukti dari kemenangan partai ini di Pileg 2024 di wilayah tersebut.
"PKB menang di Jawa Timur pada Pileg kemarin, ini modal besar untuk memenangkan pilgub. Saya yakin dengan soliditas kader dan pengurus, kita bisa membawa kemenangan di pilgub kali ini," tegas Luluk di hadapan ratusan kader PKB.
Luluk juga mengimbau para pendukungnya agar tidak terpengaruh oleh hasil survei yang ada saat ini. Menurutnya, soliditas tim dan keyakinan merupakan kunci untuk memenangkan Pilgub.
Jelang debat terakhir, Luluk menyatakan telah mempersiapkan diri dengan matang, baik dari segi materi maupun menjaga kebugaran fisik. Ia mengaku sudah terbiasa dengan tekanan, termasuk menjadi "underdog" dalam hasil survei.
"Kita sudah biasa menghadapi berbagai survei, dan tak ada yang mengendurkan semangat kita. Kita tetap bekerja keras seperti biasa. Yang terpenting adalah menjaga kesehatan dan kesiapan fisik untuk debat terakhir ini," ujarnya.
Meskipun pasangan Luluk-Lukman masih berada di posisi paling rendah dibandingkan paslon lain seperti Khofifah-Emil dan Risma-Gus Hans, Luluk tetap berharap timnya solid dan optimis hingga akhir, demi meraih kemenangan di Pilgub Jawa Timur 2024. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi