SUARA INDONESIA

Dominasi Debat Ketiga Pilbup Probolinggo, Gus Haris Angkat Konsep Pemerataan Infrastruktur Wisata

Lutfi Hidayat - 17 November 2024 | 22:11 - Dibaca 254 kali
Politik Dominasi Debat Ketiga Pilbup Probolinggo, Gus Haris Angkat Konsep Pemerataan Infrastruktur Wisata
Debat publik ketiga Pilbup Probolinggo di Gedung Islamic Center, Kraksaan, Minggu (17/11/2024) malam. (Foto: Lutfi Hidayat/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, PROBOLINGGO - KPU Kabupaten Probolinggo menggelar debat publik ketiga di Gedung Islamic Center (GIC) Kraksaan, Minggu (17/11/2024) malam.

Tema pada debat pamungkas Pilbup Probolinggo tersebut tentang "Menyerasikan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten, Provinsi dengan Nasional serta Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan".

Tema tersebut perlu dielaborasi oleh 2 pasangan calon (Paslon) Pilkada Kabupaten Probolinggo yakni Paslon nomor urut 1 Zulmi-Rasyid dan Paslon nomor urut 2 Gus Haris-Lora Fahmi.

Debat terakhir ini menjadi momentum bagi 2 paslon untuk memaparkan visi-misi dan program unggulan mereka terkait pembangunan daerah, integrasi dengan kebijakan nasional, dan penguatan rasa kebangsaan di tengah masyarakat Kabupaten Probolinggo.

Kedua pasangan calon diberikan kesempatan untuk mengemukakan solusi atas tantangan pembangunan daerah, serta bagaimana mereka dapat berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat guna mendorong kemajuan Kabupaten Probolinggo.

Seperti halnya pada debat pertama dan kedua sebelumnya, debat publik ketiga ini juga dihadiri oleh ratusan massa pendukung masing-masing pasangan calon.

Meski demikian, pihak penyelenggara membatasi jumlah audiens yang hadir secara langsung di lokasi debat sebanyak 75 orang masing-masing tim pendukung paslon. Pembatasan ini bertujuan untuk menjaga ketertiban serta mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Paslon nomor urut 2 Gus Haris-Lora Fahmi mendapat kesempatan pertama memaparkan konsep programnya untuk membentuk ekosistem pariwisata yang baik di Bromo dan kawasan barat Probolinggo dengan tata kelola yang diselaraskan dengan program provinsi dan pusat.

Menurut Gus Haris, Kabupaten Probolinggo adalah rumah bersama dengan sejuta harapan. Paslon nomor 2 tersebut akan membangun sinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk meningkatkan ekonomi desa, infrastruktur merata, UMKM di kawasan bromo dan desa sekitarnya.

"Pembangunan dimulai dari desa, sesuai dengan program pemerintah pusat. Kami juga teguhkan wawasan kebangsaan masyarakat melalui Program Sae Kebhinekaan. Bersama kita wujudkan Probolinggo yang lebih baik," ungkapnya.

Gus Haris menambahkan, penting juga pemerintah menyediakan layanan dan fasilitas yang mengedepankan kenyamanan dan keamanan khususnya bagi wisatawan muslim dan nonmuslim yang sama-sama mendapat hak inklusivitas saat berkunjung ke lokasi wisata di Probolinggo.

"Potensi wisata kita terbuka luas, kita bisa ciptakan halal tourisme, resto dan kuliner halal serta tempat ibadah nyaman di lokasi wisata. Seperti potensi wisata yang ada di Gili, di sana kita menerapkan konsep halal tourisme ini," imbuhnya.

Sementara pada pembangunan infrastruktur sektor pariwisata, Paslon Gus Haris-Lora Fahmi menawarkan konsep pemerataan infrastruktur yang adil pada setiap potensi wisata yang ada.

Konsep tersebut sekaligus menyanggah konsep infrastruktur yang ditawarkan oleh Paslon 01 Zulmi-Rasit yang hanya berpusat melakukan pembangunan infrastruktur di kawasan Bromo tanpa mengimbangi pembangunan di beberapa potensi wisata lainnya.

"Bromo, Tengger, Semeru telah mendapat bantuan luar negeri seperti Australia. Kami juga akan mendorong pembangunan infrastruktur juga dilakukan oleh kelompok masyarakat. Mengajak pegiat wisata untuk menggali potensi-potensi (wisata-red) baru. Ekonomi berbasis pertanian menjadi agrowisata di Bromo," papar Zulmi.

Konsep pembangunan infrastruktur yang dinilai kurang memperhatikan asas pemerataan itu, disampaikan Gus Haris justru mengesampingkan potensi wisata lain mulai dari gunung, sungai hingga pantai yang ada di Kabupaten Probolinggo.

"Bagaimana caranya memeratakan pembangunan infrastruktur ini agar adil. Bromo punya persoalan miskin event, Bromo nanti harus kaya dengan event yang juga ditopang dengan seratus desa wisata penyangga lainnya. Yang datang ke Bromo nantinya tidak hanya menikmati view alam, tapi juga menikmati budaya dan kearifan lokalnya," ujar Gus Haris.

Menjawab sanggahan dari Paslon Gus Haris-Lora Fahmi, Paslon Zulmi-Abd. Rasit menyebut setiap kecamatan wajib membuat kegiatan setiap bulannya, di mana ada keterlibatan masyarakat di dalamnya. Hal tersebut, menurut Zulmi juga diperlukan perbaikan jalan dan selter transportasi yang harus ditingkatkan. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV