SUARA INDONESIA

Miliki Sejarah, Sumur Beji Soko Dibangun Untuk Dijadikan Destinasi Wisata

Widiarto - 05 November 2021 | 19:11 - Dibaca 4.42k kali
Sejarah Miliki Sejarah, Sumur Beji Soko Dibangun Untuk Dijadikan Destinasi Wisata
Mengawali pembangunan beji, Warga membawa aneka makanan dan batu menuju sumur beji Desa Soko, pada jumat (5/11/2021)

PURWOREJO - Masyarakat Desa Soko Kecamatan Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah, menggelar kirab budaya dan kenduri agung, dalam rangka pembangunan lingkungan sumur beji Desa Soko, pada Jumat (5/11/2021). Sumur beji Desa Soko dibangun untuk dijadikan sebagai destinasi wisata.

Kirab dengan membawa berbagai menu makanan siap saji dan tumpeng serta buah itu dibawa oleh warga dari rumah ketua RT setempat hingga lokasi sumur beji yang berada di RT 1 RW 3 Dusun Legok Desa Soko. Warga juga membawa batu hitam besar untuk digunakan sebagai tanda peletakan batu pertama pembangunan sumur beji. 

Musik gamelan jawa yang ditabuh menyambut kedatangan warga, aneka makanan siap saji yang dibawa itu kemudian diletakkan disuatu tempat yang telah disediakan, kemudian didoakan dan dimakan secara bersama-sama usai kegiatan digelar. 

Dalam kegiatan itu juga dilakukan peletakan batu pertama oleh sejumlah tokoh masyarakat Desa dan pemberi bantuan dana pembangunan sumur beji oleh keluarga Nicolas Legowo dari Plaosan, Baledono, Purworejo.

Nicolas Legowo, saat ditemui dilokasi kegiatan nengatakan, kegiatan itu dilaksanakan untuk mendukung masyarakat Desa Soko untuk bangkit yaitu untuk nguri-nguri sejarah budaya dan kelestarian alam yang ada di Desa Soko. 

"Keluarga kami mempunyai tradisi sedekah air yaitu sebelumnya berupa bantuan air bersih tangki, namun untuk tahun ini kita berubah pola yaitu kita mengajak masyarakat untuk nguri-nguri sumber air yang sudah ada termasuk merawat dan menjaga agar kelestarian air itu bisa tetap terjaga," kata Legowo

Dipilihnya sumur beji Desa Soko, lanjut Legowo, hal itu menjadi langkah awal untuk nguri-nguri sumber air, dimana ada banyak mata air di Kabupaten Purworejo yang butuh di uri-uri dan dirawat keberadanya

"Dan kami memilih tempat ini karena Bagelen itu ada mata air yang menjadi ketertarikan tersendiri bagi keluarga kami, dan untuk lebih mengangkat potensi yang dimiliki oleh Bagelen ini," ujarnya. 

Dikatakan, Desa Soko memiliki keunikan tersendiri yaitu dengan adanya pohon bunga soko yang tumbuh dengan subur di lokasi sumur beji. Pohon bunga soko dan sumur beji ini menurut sejarah sudah ada sejak diabad ke 7 atau sejak zaman kerajaan Kalingga ditahun 674-695 masehi.

Waktu masa perang pangeran Diponegoro, sumur beji itu juga sering digunakan oleh para prajurit pangeran Diponegoro yang sakit untuk minum dan mandi, dan atas ijin Allah SWT prajurit yang sakit bisa sembuh dan sehat kembali.

"Rencananya kami dan keluarga akan membuat pagar dengan konsep era majapahitan disumur beji ini, karena akar pohon yang tumbuh sudah melebar kemana-mana, maka sengaja tidak kita bikin pondasi, namun dengan cara balok gantung agar tidak merusak alam atau akarnya," jelasnya.

Legowo mengaku, membantu pembangunan lingkungan sumur beji itu dengan anggaran pribadi dengan jumlah sekitar 25 juta.

"Terimakasih kepada warga masyarakat Desa Soko yang telah bersedia menerima ini dan mendukung dengan luar biasa semoga keberadaan sumur ini menjadi berkah yang berkelanjutan tidak pernah habis untuk masyarakat dan berkah bagi kami ketika apa yang kita sumbangkan menjadi bermanfaat," harapnya. 

Budayawan yang juga tokoh masyarakat Desa Soko, Warsito Hadi bersama Nanang, mengatakan, sumur beji Desa Soko menjadi cikal bakal atau asal usul nama Desa Soko. Nama Soko diambil dari pohon bunga Soko yang ada dan tumbuh di sumur meji itu.

"Sumur Ini namanya beji lembah Soko, sidah ada sejak zaman Kalingga dan punya ashar tersendiri yaitu ashar kesehatan, orang yang sakit mandi disini jadi sembuh dan ini menjadi sumber mata air untuk lingkungan didesa ini tidak pernah kering walau kemarau panjang," jelasnya

Ada 4 pohon bunga Soko yang tumbuh dengan baik di Desa Soko itu, warga menamakan Desa Soko dari pohon bunga Soko yang tumbuh dan memiliki berkah itu.

"Harapanya Desa Soko memiliki peninggalan sejarah atau budaya yang terawat dan memiliki destinasi wisata yang sekaligus bisa digunakan untuk kesehatan. Dengan kegiatan ini, generasi muda Desa Soko menjadi tau dan memahami sejarah asal usul nama Desa Soko dari nama Kembang Soko," harapnya.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan pafa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih, mengaku senang dan apresiasi yang tinggi atas gelaran kegiatan itu.

"Seneng banget ini semakin memperkaya potensi kebudayaan yang ada di Purworejo. Saya melihat masyarakat sudah mulai terbuka bahwa tradisi budaya ini sangat layak untuk di promosikan ke khalayak. Kemudian kenapa tempat ini dipersiapkan dengan bersih kemudian dari pihak luar tersentuh hatinya untuk menjaga agar sesuatu yang menjadi tradisi dimasyarakat ini menjadi tidak punah yang kemudian mas Legowo dan keluarga memberikan hibah pagar dilokasi ini," katanya.

Perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk juga dari dinas untuk bisa mengenalkan potensi budaya Desa Soko itu. Dirinya mengaku akan menggerakkan biro perjalanan untuk turut mengenalkan dan membantu mempromosikan potensi itu ke khalayak untuk dijadikan sebuah destinasi wisata.

"Kemudian ketika disini sudah siap maka tugasnya biro-biro perjalanan, nanti setelah kami selesai mengidentifikasi potensi-potensi yang ada di Kabupaten Purworejo, maka kami akan mengajak temen-temen biro perjalanan untuk menggelar wisata budaya. Nah jika sudah seperti itu maka sudah menjadi tugas mereka untuk mengemas wisata ini agar bisa layak jual yang kemudian akan terjadi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat dari wisata budaya ini," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Widiarto
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya