SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Dalam upaya memperkuat komitmen terhadap lingkungan dan mendukung pariwisata berkelanjutan, program Green Cycle Ecotourism resmi diperkenalkan di Banyuwangi.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Greeneration Foundation, EmviTrust, Benih Baik, dan Grab, dengan tujuan mendorong pengelolaan sampah yang berkelanjutan dalam sektor pariwisata serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Program ini berlangsung selama dua hari, 22-23 September. Di hari pertama mereka menggelar Clean Up Day, sebuah kegiatan aksi bersih-bersih yang melibatkan 44 partisipan, dimulai dari Lapangan Pancer hingga Pantai Cemara Pancer.
Kegiatan ini berhasil mengumpulkan 214 kg sampah anorganik. Clean Up Day ini merupakan bagian dari rangkaian acara adat dan festival Petik Laut Pancer, yang juga dihadiri masyarakat di Kecamatan Pesanggaran.
Acara dilanjut pada hari kedua dengan kegiatan Diseminasi Green Cycle Ecotourism di Pantai Cemara Pancer yang dihadiri oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas PU CKPP, serta Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi.
Green Cycle Ecotourism bertujuan mengajak masyarakat dan pelaku pariwisata untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan, serta mendorong terwujudnya ekowisata yang ramah lingkungan.
Salah satu inisiatif penting yang diusung dalam program ini adalah pengelolaan sampah melalui Sentra Kelola Sampah (SEKOLA), yang menghasilkan berbagai produk bernilai ekonomi seperti ecobrick, roster, maggot kering, bio slurry, kompos, dan kasgot. Produk-produk ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk meningkatkan perekonomian, sekaligus membantu mengurangi limbah.
Perwakilan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Yoga Ananta, mengatakan, program ini sangat sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan.
“Kami mendukung kegiatan ini melalui pengelolaan bio slurry yang dapat dimanfaatkan dengan prinsip ‘food, feed, fertilizer’, yang bertujuan mencapai zero waste. Selain itu, kami juga memberikan bantuan peralatan pertanian rendah karbon serta penyuluhan rutin kepada para petani,” jelasnya.
Sementara perwakilan DLH Banyuwangi, Agus, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga lingkungan. Baginya, kolaborasi ini sangat penting dalam mendukung pariwisata berkelanjutan.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menjaga kelestarian alam Banyuwangi dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Tanggung jawab menjaga lingkungan bukan hanya ada di pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Dengan kegiatan Clean Up Day dan diseminasi program Green Cycle Ecotourism, Banyuwangi berkomitmen menjadikan daerahnya sebagai destinasi pariwisata yang hijau dan berkelanjutan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi