SUARA INDONESIA, BONTANG – Anggota Komisi III DPRD Bontang, Faisal, dengan tegas menyoroti keterlambatan pengerjaan proyek perbaikan Jalan Cipto Mangunkusumo yang hingga kini belum menunjukkan perkembangan signifikan.
Proyek yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam perbaikan infrastruktur kota ini, terutama pada bagian pengerjaan gorong-gorong, kini tengah menjadi perhatian serius dari berbagai pihak.
"Setiap kali saya melewati Jalan Cipto Mangunkusumo, tidak ada aktivitas yang berarti. Banyak proyek di sana yang terlihat mandek," ungkap Faisal beberapa waktu lalu, menyoroti minimnya progres pekerjaan di lapangan.
Kritik ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan informasi terbaru, progres pengerjaan proyek ini baru mencapai 31 persen, padahal target penyelesaiannya sudah ditetapkan pada bulan Oktober 2024.
Dengan waktu yang tersisa kurang dari dua bulan, Faisal mengungkapkan kekhawatirannya bahwa proyek ini mungkin tidak akan selesai tepat waktu, yang bisa berimbas pada masalah lebih besar.
"Keterlambatan ini menimbulkan kekhawatiran serius, terutama terkait dengan realisasi anggaran. Jika proyek ini tidak selesai, anggarannya bisa menjadi sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) tahun depan," tegasnya.
Situasi ini, lanjut Faisal, berpotensi mengganggu alokasi anggaran di tahun berikutnya, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk proyek-proyek lain yang juga mendesak.
Menanggapi situasi ini, Faisal mendesak Pemerintah Kota Bontang, khususnya organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, untuk segera mengambil tindakan guna mempercepat penyelesaian proyek tersebut.
"Pemkot Bontang harus segera mempercepat pengerjaan proyek ini, dan pengawasan yang lebih ketat sangat diperlukan. Saya yakin jika dikontrol dengan baik, proyek ini bisa selesai tepat waktu," lanjutnya.
Faisal juga membandingkan proyek Jalan Cipto Mangunkusumo dengan proyek lain yang berhasil diselesaikan tepat waktu. Ia menyoroti proyek pembangunan jembatan beton di Loktuan yang didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Menurutnya, proyek tersebut bisa diselesaikan sesuai jadwal, sehingga ia mempertanyakan mengapa proyek dengan anggaran daerah seperti Jalan Cipto Mangunkusumo justru mengalami penundaan.
"Proyek yang dikerjakan dengan anggaran pusat saja bisa selesai tepat waktu. Mengapa proyek yang menggunakan anggaran daerah kita sendiri justru tertunda?" kritiknya.
Pernyataan ini seolah menjadi cerminan kekhawatiran masyarakat Bontang terhadap efektivitas penggunaan anggaran daerah. Keterlambatan pengerjaan proyek ini tidak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas di kawasan tersebut, tapi juga mencerminkan manajemen proyek perlu diperbaiki.
Faisal berharap agar Pemkot Bontang segera menindaklanjuti masalah ini dan memastikan proyek Jalan Cipto Mangunkusumo dapat diselesaikan sesuai jadwal. "Ini demi kepentingan masyarakat dan kelancaran lalu lintas di kawasan tersebut," tegas Faisal mengakhiri pernyataannya.
Sorotan terhadap proyek ini menjadi pengingat bahwa percepatan pembangunan infrastruktur bukan hanya soal realisasi fisik, tetapi juga tentang tanggung jawab dan komitmen pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Dengan pengawasan yang lebih ketat dan komitmen dari seluruh pihak terkait, diharapkan proyek Jalan Cipto Mangunkusumo dapat segera rampung dan memberikan manfaat nyata bagi warga Bontang. (ADV)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi