SUARA INDONESIA, BONTANG - Tim Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bontang menggelar razia di dua Tempat Hiburan Malam (THM) di Bontang pada Minggu (25/8/2024) malam lalu.
Operasi tersebut dilakukan sebagai upaya menekan peredaran dan penggunaan Narkoba di wilayah Kota Taman. Hasilnya lima orang dinyatakan positif menggunakan narkoba. Dua diantaranya adalah karyawan lepas di salah satu THM yang berlokasi di kawasan Gembira.
Anggota DPRD Kota Bontang Suharno, menyambut baik langkah tegas yang diambil oleh BNNK dan pihak terkait. Ia berharap kegiatan razia seperti ini bisa dilakukan secara rutin untuk mencegah peredaran Narkoba di Bontang.
Suharno mengapresiasi langkah BNNK, Pemkot, dan semua pihak yang terlibat dalam operasi tersebut. "Saya apresiasi BNN, Pemkot, dan beberapa pihak terkait yang berhasil mengungkap pengguna Narkoba. Kalau bisa, lakukan razia seperti ini secara berkala agar tidak ada celah bagi pengguna dan pengedar Narkoba di Bontang," ujarnya
Kendati demikian, Suharno tidak bisa menyembunyikan rasa mirisnya terhadap kenyataan bahwa masih banyak pengguna Narkoba yang beroperasi di Bontang. "Kenapa masalah Narkoba di Bontang tidak habis-habis? Saya lihat di lapas juga kasus narkoba yang paling banyak," ungkapnya dengan nada prihatin.
Lebih lanjut, Suharno, yang juga merupakan legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyoroti sejumlah faktor yang memengaruhi tingginya angka penyalahgunaan Narkoba di Bontang.
Ia menyebut, kurangnya pemahaman agama, perhatian dari keluarga, serta pengawasan dari lingkungan sekitar menjadi penyebab utama masalah ini. "Padahal di Bontang sudah ada BNN dan sering sosialisasi, tapi masih saja ada yang menggunakan," katanya.
"Narkoba itu merusak moral, bahkan yang saya tidak habis pikir di THM itu yang terindikasi saat razia ada karyawannya juga. Meskipun itu karyawan lepas, tetap saja kenapa bisa kecolongan," tandas Suharno dengan nada kecewa.
Suharno menekankan pentingnya peran BNNK dan Pemkot Bontang dalam melakukan sosialisasi rutin ke pihak-pihak terkait, termasuk para pemilik THM, agar peredaran Narkoba dapat ditekan. Ia juga mengkritik adanya karyawan THM yang terlibat sebagai pengguna Narkoba.
"Kalau pengunjung yang positif tidak bisa kita salahkan pemilik THM, tapi kalau ada karyawan yang positif Narkoba itu perlu dipertanyakan," katanya dengan nada tegas.
Ia menegaskan bahwa pencegahan dini melalui sosialisasi dan pengawasan ketat di tempat-tempat hiburan malam sangat penting untuk mencegah peredaran Narkoba. "Kita harus lebih waspada dan berusaha untuk mencegah jangan sampai karyawan atau siapa pun di tempat hiburan malam terlibat dalam penyalahgunaan Narkoba," tambahnya.
Razia yang melibatkan berbagai perangkat pemerintahan dan lembaga vertikal seperti Kesbangpol, BNNK, Polri, TNI, Satpol PP, dan Bea Cukai Kota Bontang tersebut berhasil mengidentifikasi lima orang yang positif Narkoba. Dua diantaranya adalah karyawan lepas dari THM Gembira.
Sementara itu, lokasi lainnya yang turut didatangi adalah pusat karaoke di Jalan Ahmad Yani. Operasi ini diharapkan dapat menjadi peringatan bagi para pengguna dan pengedar Narkoba bahwa tindakan tegas akan terus dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Bontang.
Dengan adanya dukungan dari semua pihak, upaya pemberantasan Narkoba di Bontang diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. (Adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi