SUARA INDONESIA

Menghindari Konflik Kerajaan, Pangeran Benowo Akhirnya Menetap di Hutan Wonomerto Jombang Untuk Syiar Islam

Gono Dwi Santoso - 24 September 2021 | 17:09 - Dibaca 3.46k kali
Budaya Menghindari Konflik Kerajaan, Pangeran Benowo Akhirnya Menetap di Hutan Wonomerto Jombang Untuk Syiar Islam
Tampak peziarah sedang berdoa di makam Pangeran Benowo di desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam ,Kabupaten Jombang,Sabtu ( 18/09/2021).Foto:( Suara Indonesia.co.id/ Gono Dwi Santoso)

JOMBANG  - Menelusuri jejak sejarah peninggalan Pangeran Benowo yang ada di Jombang. Diceritakan pangeran benowo memilih turun tahta untuk menghindari konflik keluarga kerajaan. Kemudian memilih untuk menetap dihutan wonomerto sebagai tempat persembunyiannya. 

Di lokasi inilah Pangeran Benowo membuat padepokan dan menyiarkan agama Islam. meninggal kan istana kerajaan  ikut menyebarkan agama Islam di kabupaten Jombang ,di yakini warga setempat tempat makam Pangeran Benowo berada di Dusun/Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang .

Kalau di tarik silsilah keluarga pangeran Benowo dari atas ke bawah sebagai berikut, Pangeran Benowo adalah putra dari Joko Tingkir dimana Joko Tingkir sendiri adalah Raja Pajang,yang tak lain anak dari Ki Ageng pengging ( Kebo Kenanga). 

Dimana Ayah Joko Tingkir punya ayah  bernama Prabu Hadayaningrat II ( Raden Jaka Sengkara)  yang tidak lain adalah anak dari Prabu Brawijaya V dengan istri Ratu Duara Wati Murdaningrum ( Putri Cempa ).

Untuk Lokasi makam Pangeran Benowo ini berjarak 35 kilometer dari pusat kota Jombang, atau sekitar 1 jam perjalanan darat dari kabupaten Jombang. Kompleks makam Pangeran Benowo ini berada di wilayah perbukitan dengan ketinggian sekitar 500 mdpl.

Karena berada di tanah perbukitan, peziarah yang berkunjung harus berjalan kaki sejauh 300 meter dari pemukiman penduduk. Akses jalan sudah cukup bagus, namun kondisinya menanjak .

Pusara makam Pangeran Benowo ini berada di dalam sebuah bangunan. Di dalam bangunan ini juga terdapat makam kedua istrinya. Yaitu Dewi Sekar Arum dan Dewi Sekar Kedaton.Di luar bangunan utama makam, terdapat puluhan kuburan pengikut Pangeran Benowo dan beberapa juru kunci makam terdahulu. Sejumlah kuburan memiliki nisan berupa batu kuno bernuansa Islami.

Komplek makam kuno ini bukti jejak penyebaran agama Islam di wilayah Jombang sebelah selatan, atau wilayah gunung Anjasmoro, Kecamatan Wonosalam. Menurut cerita juru kunci makam, Watono (69), Pangeran Benowo tiba di hutan Wonomerto, kini bernama Dusun/Desa Wonomerto, setalah memutuskan meninggalkan Kerajaan Pajang sekitar tahun 1590 Masehi.

Pangeran Benowo sebelumnya merupakan Sultan Kerajaan Pajang yang menjabat selama dua tahun sejak 1588 Masehi. Kerajaan Pajang merupakan kelanjutan dari kesultanan Demak yang berpusat di Jawa Tengah.

Pangeran Benowo merupakan putra dari Sultan Pajang Pertama yaitu Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir. Bila dirunut ke atas, Pangeran Benowo merupakan keturunan Prabu Brawijaya V atau Bhre Kertabumi dari istri Ratu Dwarawati Murdaningrum atau Putri Cempa.

Pangeran Benowo ini memilih turun tahta untuk menghindari konflik keluarga kerajaan. Kemudian memilih hutan wonomerto sebagai tempat persembunyiannya. Di lokasi inilah Pangeran Benowo membuat padepokan dan menyiarkan agama Islam, terang juru kunci ke pada media suara Indonesia.co.id.

"Pangeran Benowo ini babat alas untuk mendirikan pemukiman, sekalian menyebarkan agama Islam. Karena waktu itu di sini masyarakatnya masih primitif.Dalam artian masyarakatnya belum mengenal Tuhan. Banyak yang nyembah pohon dan batu," terangnya saat diwawancarai wartawan di lokasi makam.

Di masa penyebaran agama Islam, Pangeran Benowo mengalami sejumlah gangguan yang menyulitkannya melakukan siar. Dia akhirnya menggunakan media alat kesenian berupa rebana guntur geni dengan melantunkan salawat dan doa-doa.

Melalui alat tersebut, Pangeran Benowo akhirnya bisa mempengaruhi penduduk sekitar untuk melakukan Islam. Peristiwa terjadi pada hari Jumat Pahing.Dari situ mulai sedikit demi sedikit penduduk sini mulai memeluk Islam. Hingga saat ini, mayoritas warga Wonomerto beragam Islam," kata Watono.

Hingga saat ini, di setiap hari Jumat Pahing tersebut terus diadakan salawatan dan doa rutinan di Desa Wonomerto. Ini sebagai bentuk melestarikan budaya dari penyebaran agama Islam oleh Pangeran Benowo, pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV