PURWOREJO- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Jawa tengah, melangsungkan aktivitas adat Reresik Watu Purba di Museum Tosan Aji Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (14/06/2022).
Kegiatan bersih- bersih benda kepurbakalaan yang ada dalam Musium Tosan Aji itu dilaksanakan dalam rencana mengingati Hari Purbakala Nasional ke-109 yang selalu di memperingati pada tiap tanggal 14 Juni.
Adat Reresik Watu Purba dilaksanakan diawali dengan pawai dari dalam gedung Musium Tosan Aji, lalu jalan kaki dengan bawa panjangilang yang berisi bunga dan lap ke arah lokasi benda purbakala, dan setelah tiba baru dilaksanakan upacara pembersihan benda purbakala.
Ada sekitar 175 benda purbakala yang berada di Musium Tosan Aji Purworejo yang dibikin bersih dalam kegiatan itu, yakni terbagi dalam ada lingga, yoni, ganesha, trimukti dan lainnya. Terhitung benda budaya paling tua yakni batu andesit Menhir yang dahulu pernah jadi objek pemujaan di masa pra sejarah dari Desa Semagung Kecamatan Bagelen.
Kabid Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih, saat dijumpai dilokasi kegiatan menjelaskan, jika ini hari tanggal 14 Juni 2022 sebagai Hari Purbakala Nasional.
"Saya baru tahu kemarin selanjutnya coba berembug dengan teman- rekan, kita akan berencana sebuah aktivitas atau even kecil- kecilan yang hendak kita kerjakan sebagai bukti jika ini hari ialah Hari kePurbakalaan Nasional yang selanjutnya memang seharusnya diberitakan ke warga," ucapnya.
Disebutkan, salah satunya pekerjaan dari kebudayaan ialah menginfokan ke semua warga, karena itu aktivitas itu sebagai salah satunya cara tentu yang sudah dilakukan dan diharap ditahun- tahun kedepan bisa menjadi even tahunan.
"Hingga dapat kita pindah dengan kerja sama dengan anak- anak jadi saat kelak acara reresik nya ini bisa dilaksanakan oleh pengunjung bukan hanya dari kita," katanya.
Diterangkan, kegiatan itu selainnya untuk isi peringatan Hari Purbakala Nasional, untuk merealisasikan rasa menghargakan dari penemuan benda- benda purbakala yang telah diketemukan, karena rupanya benda purbakala itu bukan suatu hal yang memiliki sifat kuno saja tetapi semua sebagai sumber kehidupan.
"Jadi jika ingin berbicara masalah sumber kehidupan yang ada di dalam teritori musium ini baik dari Tosan Ajinya atau dari purbakalanya, disiitu akan kelihatan ini yang sebenarnya harus dipahami oleh semua warga lebih- lebih ke angkatan muda, jika awalnya sumber kehidupan itu ada di sini, dan sebagai pernyataan penghormatan kita melangsungkan acara aktivitas ini," terangnya.
Berkaitan panjangilang yang dibawa untuk tempat bunga dalam acara itu yang disimpulkan sebagai wangian diartikan akan jaga bukan hanya sampai bersih- bersihnya, tetapi selanjutnya bagaimana itu akan dijaga harumnya dan akan jaga proses pembersihan yang optimal hingga bunga itu ditujukan untuk memudahkan membuat berbau wangi.
"Jika yang panjangilang ini sebagai satu kerajinan tradisionil yang makin hari akan makin musnah dan ini kita coba untuk kita jaga dengan langkah ini. Prosesinya cuma dilaksanakan oleh 8 orang dimuka yang bawa panjangilang selanjutnya 8 orang kembali yang bawa kain lap, menjadi prosesinya mereka jalan dari dalam musium Tosan Aji selanjutnya ke arah benda- benda purbakala lalu mereka berproses dari bersihkan dulu gunakan lap selanjutnya baru bunga ditempatkan," sambungnya.
Pemberian bunga, imbuhnya, disimpulkan saat telah bersih ditingkatkan dengan berbau wangi seperti jika manusia mandi ditingkatkan dengan sabun selanjutnya saat keluar karena itu baunya masih tetap wangi.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Agus Sulistya |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi