SUMENEP, Suaraindonesia.co.id - Sektor pertanian perlu dilihat sebagai komoditas yang mampu mensejahterakan kehidupan. Bukan lagi sekadar kultur di masyarakat. Karena menjanjikan, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengajak kaum milenial untuk bertani.
"Ini yang kita bangun sekarang bagaimana kemudian pemuda mau untuk bertani. Karena itu sangat menjanjikan, apalagi terhadap kesejahteraan," ujar Bupati Achmad Fauzi, Kamis (02/11/2023) kepada suaraindonesia.co.id.
Fauzi mengungkapkan, sektor pertanian memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan dan menjamin kesejahteraan masyarakat bahkan mampu menjadi kekuatan stabilitas harga di pasar pasca masa panen.
Selain itu lanjutnya, sektor pertanian baik padi, bawang merah, bawang putih maupun komuditas lain semacamnya bisa memberikan manfaat yang luar biasa, terutama ketika terjadi inflasi.
"Sektor pertanian itulah yang bisa menstabilkan inflasi," ucapnya.
Mendukung hal itu, pihaknya melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep akan terus hadir untuk menjamin kesejahteraan petani dan bukan sekadar imbauan belaka.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Arif Firmanto yang mengatakan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Sumenep terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data yang dimilikinya, pada tahun 2019 lahan pertanian seluas 696 hektare bisa menghasilkan komuditas sebanyak 6,49. Dan di tahun 2020 meningkat menjadi 701 hektare dengan komuditas 7,02.
"Khususnya bawang merah," ungkapnya.
Kemudian pada tahun 2021, lanjut Arif ada program Upland yang membuat sektor pertanian semakin meningkat.
Dirinya menambahkan tahun 2021, penanaman bawang merah meningkat kurang lebih sekitar 1.190 herktare dengan menghasilkan 7,18 ton per hektare. 2022 luas tanam bawang merah menjadi 1.198 hektare dengan hasil 7,30 ton per hektare.
"Dengan hadirnya upland mengalami peningkatan sektor pertanian yang signifikan ditambah dengan animo masyarakat," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi