LUMAJANG - Sebagian pengungsi korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur masih alami trauma.
Dahsyatnya hantaman material erupsi Gunung Semeru yang terjadi secara tiba-tiba masih melekat kuat di benak para korban.
Seperti dikisahkan Heni warga Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Candipuro yang masih panik saat mendengar suara benturan keras.
"Sampai sekarang saya masih sering kaget mas, ada suara benturan sedikit saja saya sudah panik," ujarnya kepada suaraindonesia, Rabu (08/12/2021).
Saat erupsi Gunung Semeru terjadi, sambungnya ia sempat terpisah dan kehilangan anak perempuannya, Nurfida (7).
Selama dua hari Heni mencari keberadaan anaknya, hingga akhirnya ditemukan dan diselamatkan tim rescue di hari kedua pasca erupsi.
Menurut Heni saat itu ia sedang beristirahat bersama suaminya, sedangkan anaknya (Nurfida) bermain di luar rumah.
Kemudian terdengar teriakan warga yang mengagetkannya, ia pun berlari menyelamatkan diri sambil mencari keberadaan anaknya namun tak ditemukan.
"Dalam keadaan bingung dan ketakutan saya mencari anak saya, tapi ndak ketemu, lalu saya diajak warga lain menyelamatkan diri. Di pengungsian saya bingung anak saya dimana, sampai hari kedua kok ndak ketemu, alhamdulillah ada relawan yang datang bawa anak saya," kenangnya.
Nurfida ditemukan tim rescue sedang berlindung di dalam masjid di desanya, kondisi bangunan masjid itu masih utuh hanya kotor dipenuhi abu vulkanik.
Sempat terpisah dan kehilangan anak membuat Heni alami trauma berat, ia pun enggan kembali ke rumahnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Rapelaziza Bangun Alamsyah |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi