SUARA INDONESIA

Dinkes Banyuwangi Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu Hamil

Muhammad Nurul Yaqin - 05 November 2020 | 21:11 - Dibaca 2.88k kali
Kesehatan Dinkes Banyuwangi Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu Hamil
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Sudarto Setyo saat memberikan keterangan, Kamis (5/11/2020).

BANYUWANGI - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi melakukan upaya deteksi dini penyakit hepatitis B pada ibu hamil yang dapat ditularkan kepada bayi.

Kepala Dinkes Banyuwangi melalui Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM), Sudarto Setyo mengatakan, deteksi pada ibu hamil ini dilakukan melalui program antenatal care (ANC) terpadu.

ANC terpadu ini merupakan program dari pemerintah pusat yang kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi, sebagai bagian dari langkah pemerintah menekan populasi pengidapnya.

"Jadi seluruh ibu hamil yang melaksanakan pemeriksaan ANC terpadu di Banyuwangi harus dilakukan tes hepatitis," ujarnya kepada Suara Indonesia, Kamis (5/11/2020).

Sudarto menjelaskan, setelah didapatkan hasil reaktif pada ibu hamil saat pemeriksaan, maka pelayanan dalam hal ini Puskesmas yang telah melakukan tes bisa meminta vaksin Hepatitis B Immune Globulin (HBIG) yang tersedia di Dinas Kesehatan.

"Dua bulan sebelum hari perkiraan persalinan, maka boleh meminta HBIG. Disimpan di layanan yang akan melakukan persalinan kepada ibu hamil tersebut. Dan ibu hamil harus menyampaikan ingin bersalin dimana, jadi HBIG itu mengikuti dimana ibu hamil akan melahirkan," paparnya.

Kata dia, vaksin ini dikhususkan untuk bayi yang baru lahir. Vaksin HBIG diberikan kurang dari 24 jam setelah persalinan.

"Setelah bayi beranjak 12 bulan sesudah persalinan, maka balita tersebut bisa dilakukan tes hepatitis lagi untuk mengetahui apakah ada penularan dari ibu ke anaknya. Sebenarnya yang kita jaga adalah bayi yang dilahirkan, karena programnya untuk itu," ungkapnya.

Lebih jauh ia menyampaikan, jika hepatitis B ini sampai tertular pada bayi, nantinya akan berpengaruh pada jangka panjang. Imunitas bayi akan sangat menurun karena ada kerusakan hati akibat virus tersebut.

Hepatitis B bukan hanya sekedar merusak hati, efek lainnya akan menyebabkan penyakit-penyakit lain mudah masuk ke dalam tubuh bayi yang sudah terinfeksi.

"Vaksin ini diberikan kepada bayi, harapannya tidak tertular dari ibunya, dan jangka panjang akan melindungi si bayi dari penularan hepatitis. Dari vaksinasi itu akan diminimalisir dengan imunisasi yang baik, maka virus yang masuk ke tubuhnya akan terbunuh oleh vaksinasi tersebut," urainya.

Dia menambahkan, virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. 

Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Penyakit tersebut juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual, penggunaan berulang jarum suntik, dan transfusi darah dengan virus di dalamnya.

"Sampai saat ini sudah ditemukan beberapa kasus di Banyuwangi dan semuanya ditangani dengan baik. Kematian belum ada, semuanya terselamatkan melalui pemberian vaksinasi," tandasnya.

Untuk diketahui, gejala umum dari hepatitis ini sama dengan penyakit lain yakni panas. Namun jika penyakit tersebut sudah parah maka kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang diproduksi tumbuh dan seharusnya disaring oleh hati tidak dilakukan, juga terjadi mual pada ulu hati. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya