SITUBONDO - Vaksinasi COVID-19 yang sedang digencarkan dilaksanakan oleh pemerintah bertujuan untuk membentuk herd immunity atau kekebalan tubuh kelompok masyarakat. Ketika kekebalan tubuh kelompok masyarakat sudah terbentuk, maka bisa melindungi diri dari serang COVID-19.
Namun demikinan, kelompok masyarakat yang telah mendapat vaksin tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan COVID-19, Sabtu (6/3/2021).
Untuk mencapai kekebalan tubuh masyarakat, maka Pemerintah Indonesia menargetkan sebanyak 181,5 juta jiwa penduduk yang akan divaksin COVID-19.
“Vaksinasi sudah dimulai dengan sasaran prioritas para tenaga kesehatan dan pelayan publik. Proses vaksinasi yang berjalan dinamis dan mengalami peningkatan dalam upaya percepatan,” ujar Kepala UPT Puskesmas Panarukan dr. H. Imam Hariyono.
Lebih lanjut, dr. Imam, panggilan akrab Imam Hariyono mengungkapkan bahwa, vaksinasi COVID-19 ini merupakan langkah yang efektip untuk membentuk herd immunity dalam pencegahan virus corona.
“Demi mewujudkan herd immunity, marilah kita dukung vaksinasi, karena ini langkah yang tepat sekali dalam mencegah virus corona,” tutur dr. Imam.
Selama proses herd immunity ini, kata dr. Imam, tenaga kesehatan dan pelayan publik yang sudah mendapat suntikan vaksin harus tetap tertib dengan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Penyuntikan vaksinasi untuk membentuk herd immunity agar tubuh, bukan untuk pemutus mata rantai penularan COVID-19. Pemutus mata rantai penularan COVID-19, yakni Prokes 3M,” jelas dr Imam.
Jadi, sambung dr. Imam, prokes 3M wajib dan harus dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat. Walaupun mereka sudah mendapat suntiknan vaksin COVID-19 protokol kesehatan memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak wajib digunakan.
“Terkait vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan di Puskesmas Panarukan sudah mencapai target yang ditentukan,” jelas dr. Imam.
Untuk para nakes di Puskesmas Panarukan, lanjut dr. Imam, setelah disuntik vaksin diberikan sertivikat vaksin.
"Di dalam sertivikat vaksin tersebut ada nomor kontak yang bisa hubungi bila ada keluhan atau kejadian ikutan pasca imunisasi," tuturnya.
Sejauh ini, imbuh dr. Imam, reaksi setelah divaksin gejalanya masih normal. Yaitu, rasa nyeri di sekitar tempat yang disuntik dan agak pegal. Ada juga yang merasa lebih cepat ngantuk di malam hari atau lebih merasa lapar.
Sejauh ini tidak ada keluhan yang sampai mengganggu dalam beraktivitas nakes di Puskesmas Panarukan.
Tak hanya itu yang disampaikan dr. Imam, namun dia menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar dipahami juga bahwa vaksin tidak sekali suntik terus memberikan kekebalan.
“Perlu waktu agar imunitas mulai dibentuk. Untuk vaksin Sinovac perlu dua kali suntik untuk membangun Herd Immunity dan yang tidak kalah pentingnya masyarakat harus patuh dengan protokol kesehatan COVID-19," pesan dr. Imam.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syamsuri |
Editor | : |
Komentar & Reaksi