JEMBER – Perawat se-Indonesia ada satu juta, sementara untuk Jawa Timur sendiri memiliki seratus ribu lebih. Namun, diantara jumlah itu, sebanyak 40 persen adalah tenaga honorer masih belum sejahtera dan belum bekerja.
Pernyataan itu, disampaikan Ketua PPNI Jawa Timur Prof. Nur Salam, saat memberikan sambutan pada upacara HUT PPNI Ke-49 di stadion Universitas Jember, jumat (17/03/2023).
“Dari data data 100 ribu lebih di Jawa Timur, yang sudah bekerja hanya 65 ribu orang saja. Sementara sisanya masih honorer dan belum bekerja dan belum sejahtera,” lantangnya di hadapan ribuan peserta yang hadir.
Kondisi itu, kata Nursalam, menjadi pekerjaan rumah bagi PPNI untuk memperjuangkan para pekerja nakes itu.
“Memperjuangkan honorer ini menjadi tugas kami memperjuangkan, karena ini masuk dalam amanah undang-undang dan peratuiran daerah. Jadi organisasasi profesi ini, berjuang untuk menyejahterakan dan perlindungan hukum,” paparnya.
Diusianya yang ke -49 ini, ia menyebut 40 persen perawat masih berstatus honorer, sebagian kecil baru terangkat P3K dan sebagain belum jelas.
“Ke depan standarisasi untuk penggajian akan menajadi PR bersama. Bagimana kita bisa melakukan koordinasi dan evaluasi,” katanya.
Kendati begitu, pihaknya memastikan akan terus melakukan sinergi dengan berbagai pihak salah satunya dengan kepala daerah.
“Kita akan melakukan terus sinergi, agar nasih para honorer perawat ini bisa menjadi perhatian bersama,” tutupnya.
Sementara Rektor Universitas Jember, Rektor. Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng juga bernada sama dengan Ketua PPNI Jatim.
“Meskipun jumlahnya banyak, namun kesejahteraannya juga masih memperihatinkan. Ini menjadi PR dari PPNI ke depan,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga menyindir, bahwa dengan banyaknya tenaga perawat, sangat rawan dimanfaatkan.
‘Rawan dimanfaatkan karena mengandung massa banyak. Tetapi ingat, tanda kutip lho ya, dimanfaatkan kepada hal yang positif,” sindirnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi