BALI, Suaraindonesia.co.id - BKKBN Provinsi Bali mengadakan pertemuan dengan Dinas PMD dan Dukcapil dalam rangka upaya menekan angka kasus stanting dengan target 6 persen di tahun 2024. Pertemuan itu berlangsung di Kantor BKKBN Bali, Rabu (09/08/2023).
"Angka stunting Bali 8,0 persen, sesuai dengan SSGI tahun 2022. Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan dengan meningkatkan KIE edukasi stunting, pendekatan bupati/walikota agar dilakukan Bapak/ibu Asuh Anak Stunting (BAAS), meningkatkan sajian dapur sehat atasi stunting di semua Kampung Keluarga Berkualutas pada setiap desa, meningkatkan peran para Tim Pendamping Keluarga (TPK). Dan kolaborasi intervensi sensitif melalui kemitraan Pentahelux," ujar Kepala BKKBN Provinsi Bali, Charles Brabar dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler.
Charles menambahkan, ada beberapa langkah yang harus dijalankan oleh BKKBN, diantaranya meningkatkan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan asupan nutrisi yang cukup bagi anak-anak. Mendorong ibu hamil untuk mengikuti program antenatal yang disediakan oleh pemerintah, sehingga dapat memantau kesehatan ibu dan janinnya sejak dini.
Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memperluas akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, BKKBN Provinsi Bali juga akan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan gizi dan nutrisi bagi anak-anak, serta memberikan informasi mengenai program pemerintah yang dapat membantu masyarakat dalam memperoleh akses terhadap fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
"Diharapkan dengan adanya pertemuan ini, target penurunan angka stunting di Bali dapat tercapai dengan baik," ungkapnya.
Menurut Charles Brabar, Dinas PMD dan Dukcapil memiliki posisi strategis dalam rangka penguatan para kader lewat Dana Desa dan TPPS di setiap desa bersama KPM dan TPK .
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Mustakim Ali |
| Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi