SUARA INDONESIA

PSHT Jember, Ternyata Sudah Miliki Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an Gratis

Bahrullah - 30 May 2021 | 18:05 - Dibaca 10.22k kali
Komunitas PSHT Jember, Ternyata Sudah Miliki Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an Gratis
Santri Penghafal Al-Qur'an PP At-Tohiriyah (Foto: Istimewa)

JEMBER - Meski sempat dinilai negatif oleh segelintir orang, (Persaudaraan Setia Hati Terate) PSHT Jember, sudah miliki Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an.

Terletak di Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur pesantren ini tumbuh pesat.

Selain gratis, pendidikan non formal ini juga melayani antar jemput gratis seratus persen bagi warga miskin.

Tidak tanggung-tangung, ustadz pembimbingnya mendatangkan langsung Kairo Mesir.

Sampai saat ini, lembaga ini sudah bisa menampung hampir 100 santri dan mayoritas sudah fasih membaca Al,-Qur'an.

Salah seorang pengurus Ust.Toheri membenarkan, kalau Pondok Pesantren AT Tohiriyah itu berdiri atas inisiasi PSHT.

"Ini sudah berdiri 5 tahun. Selain belajar silat, siswa juga menghafal Qur'an. Kami tanggung semua gratis sampai hafal," akui Toheri menjelaskan, Minggu (30/05/2021).

Menurutnya, anggapan sebagian orang bahwa PSHT mayoritas arogan, itu adalah pandangan keliru.

Padahal, kata dia, dalam PSHT itu mengajarkan pesilatnya menjunjung tinggi persaudaraan tahu benar dan tahu salah.

"Di pesantren ini diajarkan kedisiplinan, tanggungjawab dan berpikir bagaimana bisa memperbaiki ahlaq generasi bangsa," sebutnya.

Dirinya menilai, wacana pembekuan yang dilontarkan oleh Wakil Bupati Jember Gus Firjaun di beberapa media, terhadap perguruan silat itu bukan menyelesaikan masalah.

"Itu bukan solusi. Justru, itu akan memperuncing masalah. Yang bermasalah ini adalah oknumnya. Bukan organisasinya," tegasnya.

Kendati begitu, dirinya tidak membantah jika persoalan yang terjadi di Jember dari PSHT Jember ada yang bermasalah hingga berujung ke hukum.

"Andai ada anggota yang terlibat, apakah semua harus disama ratakan, tidak demikian. Jangan begitu, itu tidak bijak namanya," lugasnya.

"Kami sudah banyak berbuat untuk bangsa ini. Mengarahkan pemuda yang semula pemabuk menjadi pribadi yang baik. Apakah seperti itu kebijakan pemimpin," imbuhnya.

Dirinya berkomitmen, Pondok Pesantren yang ia dirikan akan terus dikembangkan agar bermanfaat bagi masyarakat.

"Membekukan berarti terkesan membunuh kreativitas anak bangsa. Mereka senang belajar Al -Qur'an itu awalnya karena tertarik ada silatnya. Tolong sama-sama dipikirkan itu," pungkas Toheri.

Diberitakan sebelumnya, PSHT dan sempat dipanggil oleh DPRD bersama perguruan Gasmi.

Adapun pemanggilan itu, bermaksud mencarikan jalan keluar bagaimana peristiwa itu tidak terulang kembali.

Dari isi berita acara, ada salah satu item kesepakatan menyebut akan ada pembekuan terhadap perguruan.

Hal itu dinilai, terlalu berlebihan dan tidak menyelesaikan masalah.Bahkan, menciptakan masalah baru bagi pencinta silat.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV